“Pemasangan lampu hias ini dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan puasa ini. Dipasang sejak malam Ramadan pertama,” kata Ketua Ikatan Pemuda Bomlama Rumbai (IPBR) Dodi Elvian kepada wartawan di Pekanbaru, Sabtu.
Lentera yang dipasang jumlahnya ada 124 unit disesuaikan dengan 99 nama baik Allah atau Asma’ul Husna dan 25 nama nabi. Pemuda setempat memasangnya di tepi jalan di depan Masjid Istiqomah. Lenteranya beraneka warna terlihat berjejer dan menyala terang pada saat malam.
Selain itu, ada juga ratusan lampu colok atau lampu minyak yang disusun membentuk asma Allah dan Muhammad dalam Bahasa Arab. Rangkaian lampu colok itu ditempatkan di sebelah kanan halaman Masjid Istiqamah, dengan ukuran lebar 6 meter dan tinggi 4 meter. Setiap menjelang waktu berbuka puasa, pemuda setempat menyalakan lampu-lampu itu.
Dodi mengatakan ratusan lentera dan lampu colok tersebut dipasang selama sebulan penuh saat bulan puasa. Setiap tiga hari sekali, pemuda IPBR menambah bahan bakar yang menghabiskan sekitar 70 liter solar.
“Biayanya dari hasil swadaya IPBR,” katanya.
Tradisi unik warga setempat tidak hanya membuat semarak bulan Ramadhan, namun warga dari daerah lainnya juga selalu datang untuk berfoto di tempat itu.
“Jarang-jarang di Pekanbaru ada yang bikin hal unik seperti ini,” kata Yudi, seorang warga, memuji tindakan kreatif pemuda IPBR.
Selain memasang lampu hias, pemuda setempat juga menggelar pawai lampu obor pada malam takbiran. Pawai ini bisa melibatkan ratusan warga yang berjalan kaki membawa obor sambil menyarakan kalimat takbir jelang Hari Idul Fitri. (*)
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019