Denpasar (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali, Irjen Pol Paulus Purwoko, memerintahkan jajarannya untuk terus melakukan pengawasan terhadap cukup banyaknya "jalan tikus" atau jalan/lorong kecil yang menghubungkan daratan Bali di sepanjang garis pantai Pulau Dewata itu.
"Cukup banyak `jalan tikus` yang ada di garis pantai. Ini perlu pengawasan ketat guna mencegah masuknya penjahat melalui jalur tersebut," katanya di Denpasar, Jumat.
Ia mengingatkan, "jalan tikus" yang adalah lorong-lorong kecil yang menghubungkan daratan Bali dengan wilayah perairan laut, tidak menutup kemungkinan dapat dipakai jalan menuju masuk ke Pulau Dewata.
Sehubungan dengan itu, Paulus minta kepada aparat di jajarannya, khususnya petugas Satpolair yang disiagakan, agar dapat mengawasi daerah perairan yang merupakan "muara" dari "jalur tikus" tersebut.
"Periksa dan teliti bila ada kapal atau perahu yang tiba-tiba mendarat di kawasan jalur tersebut, yakni di tempat yang tidak biasa dipakai lokasi pendaratan," ucapnya.
Dengan demikian, bila ada kapal atau perahu yang membawa barang yang mencurigakan, tentu akan dapat diambil tindakan di tempat, sehingga tidak sampai muncul peristiwa yang tidak diinginkan, terlebih berupa aksi peledakan bom, katanya.
Disinggung kemungkinan adanya aksi balas dendam dari kawasan Amrozi (45) dan kawan-kawan terkait akan dilakukannya eksekusi bagi terpidana mati kasus bom Bali 12 Oktober 2002 itu, Kapolda menyatakan pihaknya telah siap.
"Kami dalam kesiapsiagaan yang optimal dalam mengantisipasi itu, bahkan menggempur sekalipun atas aksi teroris yang mungkin muncul di Pulau Dewata," kata Paulus.
Kapolda menyebutkan, upaya penangkalan terhadap kemungkinan masuknya kawanan teroris tidak hanya dilakukan di pintu-pintu masuk Pulau Dewata, tetapi juga di sepanjang garis pantai yang berbatasan dengan pulau lain.
"Kita sudah kerahkan puluhan anggota Polri yang ditempatkan pada 14 pos pengamanan yang berderet di sepanjang pantai. Dengan demikian, setiap adanya gelagat yang mencurigakan dapat diambil langkah-langkah yang diperlukan oleh anggota yang siaga di pos-pos itu," ucapnya.
Petugas yang ditempatkan pada pos sebanyak itu telah dilengkapi pensenjataan yang cukup, termasuk kapal atau "speed boat" untuk kepentingan patroli dan penyergapan.
"Petugas telah kami tempatkan. Karenanya sekarang kami ingatkan untuk lebih ketat dan terarah dalam melakukan pengawasan di kawasan perairan itu," ujarnya.
Kendati demikian, lanjut dia, sejauh ini polisi belum mencium tentang adanya gelagat akan munculnya aksi yang cukup menakutkan itu bagi masyarakat luas.
Kepada masyarakat ia pun mengimbau, untuk tidak panik, melainkan tetap waspada dalam menyikapi kemungkinan munculnya hal-hal yang tidak diinginkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007