Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura ) Wiranto mengatakan dirinya tidak mau dipertentangkan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyangkut perdebatan soal angka kemiskinan di tanah air.
"Saya tidak akan melayani perdebatan itu, karena angka itu keluar dari lembaga resmi, Bank Dunia, bukan mengarang sendiri," kata Wiranto di Jakarta, Jumat, di sela-sela bakti sosial dalam rangka HUT pertama partai tersebut di Pasar Kebon Pala, Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, Wiranto menyempatkan diri menyapu halaman Pasar Kebon Pala bersama ratusan kader Partai Hanura.
Menurut Wiranto, apa yang disampaikannya dalam beberapa media massa merupakan data dari Bank Dunia dan hal tersebut tidak perlu diperdebatkan. Wiranto juga menjelaskan bahwa Bank Dunia setiap tahun selalu mengeluarkan laporan soal data kemiskinan.
Sementara, tambah Wiranto, iklan layanan masyarakat yang dilakukannya tidak pernah menyangkutpautkan masalah politik ataupun menjelek-jelekan pemerintah, tetapi hanya mengungkapkan data Bank Dunia secara apa adanya.
"Yang terpenting adalah bagaimana melakukan aksi nyata untuk mengentaskan kemiskinan," kata Wiranto sambil tersenyum.
16,5 persen
Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tingkat kemiskinan pada tahun 2007 telah mencapai 16,5 persen, turun drastis dibanding awal 1998 ketika terjadi krisis ekonomi, dengan tingkat kemiskinan mencapai 24,2 persen.
Pernyataan Presiden secara langsung membantah iklan layanan di media elektronik dari Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, yang menyebutkan tingkat kemiskinan masih tinggi atau sekitar 49,5 persen.
Menurut Presiden, secara jujur kecenderungan penurunan angka kemiskinan terus berlanjut, namun angkanya tidak seperti yang banyak diberikan di luar sana yang mencapai 49,5 persen. Itu tidak akurat.
Menurut Kepala Negara, dari tahun ke tahun angka kemiskinan menurun jika pada 1998 mencapai 24,1 persen, pada 2005 telah mencapai 15,9 persen.
Namun pada 2006 kembali meningkat karena krisis energi dengan naiknya harga minyak mentah dunia. Angka penduduk miskin sebesar 49,5 persen itu merujuk pada Bank Dunia, sehingga berbeda dengan yang digunakan pemerintah, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS).
"Sejak dulu kita menggunakan BPS, sehingga kalaupun ada yang menggunakan data Bank Dunia sama saja tidak benarnya," tegas Kepala Negara.
Aksi menyapu bersama Wiranto dengan kader-kader Partai Hanura dimaksudkan sebagai aksi nyata partai dalam membantu dan terjun langsung ke masyarakat.
Menurut Wiranto, aksi menyapu jalan seperti ini memberikan pelajaran kepada para kader partai untuk terus berbuat aksi nyata untuk masyarakat. (*)
Copyright © ANTARA 2007