Jakarta (ANTARA) - Partai NasDem berpeluang mendapatkan satu kursi DPR RI untuk daerah pemilihan (dapil) II Jakarta-luar negeri setelah Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, Malaysia, menyelesaikan penghitungan surat suara PSU via pos pada Jumat (17/5).
"NasDem bersyukur karena berpeluang mendapatkan satu kursi, dan kita akan mengawal terus proses rekapitulasi yang akan dilaksanakan Sabtu (18/5). Dalam PSU ini NasDem sangat fokus untuk mendapatkan satu kursi," kata Ketua Perwakilan NasDem Malaysia, Tengku Adnan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu.
Proses penghitungan resmi ditutup pada pukul 12.00 siang waktu setempat. Selama proses penghitungan PPLN Kuala Lumpur berhasil menghitung sebanyak 60 ribuan suara dan masih menyisakan sekitar 17 ribu suara yang tidak dihitung karena habisnya waktu masa penghitungan.
Terkait tuduhan dan dugaan adanya penggelembungan suara, Tengku Adnan mengatakan itu hanya disampaikan oleh orang yang tidak memahami data proses pemungutan suara di wilayah kerja PPLN Kuala Lumpur.
"Bagaimana dapat dikatakan penggelembungan jika surat suara yang dikirim oleh PPLN lebih dari 257 ribu, sementara yang kembali 82 ribuan dan yang terhitung hanya sampai 62 ribuan. Jika kita mau cermat melihatnya hal ini malah yang terjadi adalah penyusutan, karena menurunnya partisipasi publik," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia menyebutkan bahwa proses penghitungan suara selama 24 jam lebih, berjalan sangat kondusif, bahkan sangat terasa nuansa kekeluargaan bagi warga negara Indonesia yang berada di Kuala Lumpur.
Tengku Adnan mengatakan, dengan jumlah pemilih yang begitu besar di Malaysia, NasDem awalnya menargetkan dua kursi dari daerah pemilihan Jakarta II.
Namun, persaingan yang terlampau ketat membuat NasDem pada akhirnya meyakini hanya memperoleh satu kursi.
"Saya sebagai ketua partai diberi target satu kursi dari Malaysia dan satunya dari Daerah Jakarta Pusat dan Selatan. Namun kondisi pemilu yang persaingannya sangat ketat ini membuat NasDem hanya akan berjuang untuk mendapatkan satu kursi," tuturnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019