Tokyo (ANTARA News) - Pemimpin Korea Selatan (Korsel) terpilih, Lee Myung-Bak, pada Jumat sepakat dengan Perdana Menteri (PM) Jepang untuk bekerjasama mendesak perkembangan kesepakatan penghapusan senjata nuklir dengan Korea Utara (Korut), kata para pejabat Jepang.
PM Jepang, Yasuo Fukuda, berbicara melalui telepon selama 15 menit dengan Presiden terpilih Lee, tokoh konservatif yang meraih kemenangan besar dalam pemilihan presiden Rabu, untuk mengakhiri sepuluh tahun pemerintahan liberal di Seoul.
Kedua pemimpin berjanji untuk memperkokoh lebih lanjut kerjasama antara Jepang dan Korsel, di samping kerjasama segitiga termasuk dengan Amerika Serikat (AS), dalam rangka pelaksanaan secara tuntas pernyataan bersama yang disepakati dalam perundingan enam negara, demikian pernyataan kementerian luar negeri Jepang.
Jepang dan Korsel turut ambil bagian dalam perundingan enam negara yang mencapai terobosan pernyataan bersama pada Februari 2007. Berdasarkan kesepakatan itu Korea Utara menyetujui penutupan program nuklirnya untuk diimbali dengan bantuan energi dan kemudahan-kemudahan politik.
Jepang merupakan anggota yang paling ragu-ragu dalam perundingan enam negara, meminta kemajuan dalam sengketa penculikan sejumlah warga sipil Jepang oleh Korea Utara di masa lalu, untuk melatih mata-mata mereka.
Presiden Korsel yang akan mengakhiri jabatannya, Roh Moo-Hyun, yang juga penasehat dalam hal rekonsiliasi dengan Utara, acapkali menuduh Jepang menghalangi kemajuan-kemajuan yang dicapai perundingan enam negara, dan enggan menebus dosa-dosa atas pendudukan kolonialnya di waktu lalu terhadap Korea.
Fukuda mengundang Lee berkunjung ke Jepang, dan presiden terpilih menjawab bahwa `dia ingin bertemu dengan Fukuda secepat mungkin,` kata pernyataan pemerintah Jepang.
Lee, yang juga mengatakan bahwa dia tidak akan menampik kritik-kritik yang dilontarkan Korea Utara, Kamis juga mengadakan pembicaraan per telepon dengan Presiden Amerika Serikat George W. Bush.
AS adalah sekutu terlama Seoul namun persekutuan mereka tampak mengalami beberapa kali goncang pada saat pemerintahan lima tahun Presiden Roh.
Roh menyerukan agar kebijakan luar negerinya lebih independen. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007