Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dinilai terlalu optimis menetapkan target perolehan devisa 6,4 miliar dolar AS dengan jumlah kedatangan tujuh juta wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun depan melalui program Visit Indonesia Year (VIY) 2008. "Selama ini wisman yang berkunjung ke Indonesia lebih dominan turis backpacker, yang lama tinggal dan kemampuan berbelanjanya sangat rendah. Apalagi target kunjungan wisman sebesar tujuh juta orang yang pernah diminta Wapres Jusuf Kalla gagal dicapai tahun 2007 ini," kata anggota Komisi X DPR RI Heri Akhmadi di Jakarta, Kamis. Wapres Jusuf Kalla, pada awal 2007, memang sempat meminta Depbudpar merevisi target kunjungan wisatawan tahun ini dari semula 5,5 juta menjadi sedikitnya 7 juta orang, karena Indonesia dinilai dapat lebih banyak lagi menggaet kunjungan turis. Namun lantaran berbagai faktor penghambat, seperti larangan terbang maskapai Indonesia oleh Komisi Eropa, kondisi penerbangan domestik yang belum membaik, serta sejumlah bencana alam yang melanda negeri ini, maka target tujuh juta kunjungan wisman 2007 itu pun gagal tercapai. Berdasarkan data statistik pada Januari hingga Oktober 2007 realisasi kunjungan wisman ke Indonesia melalui 15 pintu utama mencapai 3,7 juta. Angka tersebut masih jauh dari 5,4 juta orang target optimis kunjungan wisman tahun ini ke Indonesia. Depbudpar sendiri pernah menetapkan empat skenario target kunjungan wisman ke Indonesia pada 2007, yaitu target pesimistis sebanyak 5,21 juta wisman, target moderat sebanyak 5,61 juta wisman, target optimistis sebanyak 6,16 juta wisman dan target akselerasi sebanyak 7,016 juta wisman. Dalam cetak biru pemasaran 2007 itu juga disebutkan, target pemasukan devisa tersebut yaitu sebanyak 3,76 miliar dolar Amerika untuk target pesimistis, sebanyak 4,71 miliar dolar Amerika untuk target moderat, 5,82 miliar dolar AS untuk target optimistis dan 5,46 miliar dolar AS untuk target akselerasi. Dengan pencapaian 3,7 juta wisman per Oktober 2007, Heri Akhmadi mengaku pesimis target 5,4 juta orang bakal tercapai hingga akhir tahun ini. "Kalau target kunjungan wisman tahun ini tidak tercapai, dengan sendirinya akan membuat target perolehan devisa dari sektor pariwisata juga tidak akan tercapai," kata Heri Akhmadi. Lebih jauh ia mengatakan, dengan tidak tercapainya target kunjungan wisman tahun ini, selain mengancam turunnya perolehan devisa dari sektor pariwisata, juga akan berpengaruh pada ekonomi lokal. "Menurunnya kunjungan wisman tahun ini bukan hanya soal devisa, produk kerajinan rakyat juga akan ikut terpukul," kata dia. Sementara itu, investor asal Malaysia, Landmarks Berhad, dipastikan menjadi investor utama dalam konsorsium pembangunan Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif (KWTE) Treasure Bay Bintan di Bintan, Tanjung Uban, Lagoi. Kawasan ini diprediksi akan segera menjadi magnet bagi destinasi wisata dunia. Sedangkan Cyprianus Aoer, anggota Komisi X DPR lainnya menilai KWTE di Pulau Bintan itu perlu didukung dan dipercepat pembangunannya. Pasalnya, menurut dia, pada tahun 2009 Singapura juga akan membuat kawasan wisata terpadu di Sentosa Island. "Jika tidak dipercepat, tidak dapat dibayangkan bagaimana wajah pariwisata kita, dan dana kita akan tersedot habis ke Singapura. Jika Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif itu sudah jadi nanti, akan merupakan sumber devisa yang besar yang akan masuk ke negara kita," katanya. Pemerintah sendiri mendukung pembangunan kawasan wisata terpadu di pulau yang dikelilingi bermil-mil pantai berpasir putih itu. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, pemerintah perlu terus mempromosikan pertumbuhan ekonomi nasional dengan mendorong pembangunan sektor pariwisata. "Bintan dapat menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika proyek Treasure Bay Bintan selesai diharapkan dapat menarik 1 juta turis dari Cina dan dari negara lainnya," kata Jero Wacik, saat acara peletakan batu pertama proyek pembangunan wisata itu di Bintan, 27 Oktober lalu. Bintan adalah salah satu daerah tujuan wisata favorit bagi warga Singapura maupun pendatang di sana. Dengan membonceng booming pertumbuhan turis regional, serta kemilau Singapura sebagai sebuah tujuan wisata dan pusat pemasaran wisata paling agresif, Treasure Bay Bintan diharapkan mampu menjadi daerah tujuan utama wisatawan dunia. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007