Yangoon (ANTARA News) - Delapan orang tewas dan enam orang lainnya cedera ketika pemberontak suku Karen menyerang sebuah bus penumpang di Myanmar timur, demikian laporan media resmi di negeri itu edisi Kamis. Tujuh pemberontak dari Kesatuan Nasional Karen (KNU) menyerang bus tersebut setelah kendaraan itu dihantam ranjau Rabu pagi pada saat menuju ke kota Myawaddy, di perbatasan Thailand, jelas surat kabar resmi Sinar Baru Myanmar, seperti dikutip AFP. "Para pemberontak KNU secara berkala melakukan tindakan perusakan, seperti mengganggu stabilitas negara," catat surat kabar itu. Myanmar jarang melaporkan adanya pertempuran dengan pemberontak suku minoritas di wilayah-wilayah perbatasan. KNU pada awal bulan ini menuduh pemerintah militer Myanmar meningkatkan serangannya terhadap wilayah-wilayah Karen setelah aksi penumpasan para pelaku protes pro demokrasi September lalu. Serangan itu dimulai sekitar setahun yang lalu, namun KNU mengatakan serangan-serangan itu makin digencarkan sejak Oktober. KNU menuduh pemerintah junta militer melakukan `perang genosida` terhadap para penduduk desa suku Karen. KNU adalah kelompok pemberontak terbesar yang menentang pasukan angkatan bersenjata Myanmar, dan salah satu di antara sisa-sisa kelompok pemberontak etnis yang belum menandatangani perjanjian perdamaian dengan junta. Myanmar, yang berada di bawah kekuasaan militer sejak 1962, telah menandatangani gencatan senjata dengan 17 kelompok suku bersenjata lainnya. Serangan gencar militer terakhir dimulai setelah tentara dan polisi secara brutal menumpas para pelaku aksi protes pro demokrasi di kota besar Yangon dan kota-kota lainnya di seluruh negeri September lalu. Aksi-aksi protes itu dipimpin oleh para biksu Budha, dan merupakan ancaman terhadap penguasa militer terbesar selama hampir 20 tahun. Menurut sebuah laporan PBB, sedikitnya 31 orang tewas dan 74 lainnya hilang setelah aksi penumpasan itu, dan lebih dari 600 pembangkang masih ditahan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007