Los Angeles (ANTARA News) - Internet diperkirakan akan `membunuh` para bintang film. Para penonton global akan berpaling dari Hollywood dan film-film dengan biaya besar diramalkan akan membuat para pengunjung bioskop dilanda kejenuhan. Sekalipun diramalkan akan bernasib suram, ternyata pada 2007 ini Hollywood menikmati salah satu tahun paling suksesnya, dengan menyajikan berbagai genre film yang menarik minat para penonton yang seleranya berbeda di seluruh dunia. Pemasukan dari box office di AS hingga akhir Nopember lalu saja mencapai 8,62 miliar dolar, atau mengalami kenaikan sebanyak 4,4 persen dibandingkan dengan tahun lalu dan 9.0 persen dari 2005, kendatipun kian banyak orang beralih ke Internet dalam mencari hiburan untuk mereka. Rahasia yang membuat film itu meledak dan mencetak pemasukan fantastis yang diraih film-film tersebut jelas sekali. "Spider-Man 3" membukukan pemasukan sebesar 337 juta dolar, kemudian disusul oleh "Shrek The Third" (321 juta dolar), "Transformers" (320 juta dolar), "Pirates of the Caribbean: At World`s End" (310 juta dolar), "Harry Potter and the Order of the Phoenix" (292 juta dolar) dan "The Bourne Ultimatum" (227 juta dolar). Selain "Transformer", semua film yang meledak ini merupakan film sekuel dengan penonton setia yang selalu ketagihan untuk terus mengikuti kisah film itu dari awal hingga ke sekuel berikutnya. "Transformer" juga bukan film asli, karena film ini diangkat dari serial televisi yang sukses luar biasa dan menurut rencana akan diikuti dengan sekuel berikutnya. "Mengandalkan pada film-film sekuel dan serial merupakan bagian terbesar dari bisnis tersebut," kata Brandon Gray, presiden dan penerbit Box Office Mojo, seperti dilaporkan DPA. "Cara itu dominan dan tak ada tanda-tanda akan menyurut." Cinta film Amerika Sebagian dari kisah sukses itu adalah daya tarik film-film ini bagi penonton global, kata Gitesh Pandya, editor BoxOfficeGuru.com. "Pirates of the Caribbean" menjadi penghasil film tingkat internasional urutan teratas dengan pemasukan sebesar 652 juta dolar, yang disusul dengan ketat oleh film Harry Potter. "Spider-Man 3" dan "Shrek The Third" menduduki peringkat sesudahnya, dengan masing-masing film mengantongi 554 juta dolar dan 473 juta dolar. "Banyak orang kemungkinan bukan penggemar Amerika, namun mereka masih mencintai film-film Amerika," tutur Pandya. Untuk film-film yang meledak, para eksekutif Hollywood kini secara rutin mengharapkan akan membukukan pemasukan 50 hingga 70 persen dari penjualan di seluruh dunia, dengan pasar di Asia, Eropa Tengah dan Eropa Timur menjadi pasar yang kian penting. Melemahnya kurs dolar juga akan semakin meningkatkan pemasukan dari ekspor penting AS ini. Sekalipun demikian, dengan kondisi ini Hollywood belum tentu akan terus menikmati keuntungan yang besar. Masa depannya terancam, misalnya dengan distribusi film lewat Internet. Cara untuk mengatasi masalah ini adalah memperbaiki pengalaman teatrikal dan memperbanyak film yang saat ini muncul dalam bentuk 3D atau format IMAX yang jauh lebih sulit untuk digandakan di rumah. Tantangan untuk menghadapi teknologi baru juga menjadi tuntutan utama dalam pemogokan para penulis skenario yang sejauh ini telah menyebabkan terhentinya produksi film dan acara televisi hingga menjelang akhir tahun. Pemogokan ini, yang pertama sejak 1988, diperkirakan telah menyebabkan kerugian pada industri tersebut senilai lebih dari 20 juta dolar per hari, berupa pemasukan bila karya para penulis muncul di Internet, di handphone dan media digital lainnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007