Kami Ingin memastikan seluruh produk makanan yang dijual di Kota Palembang layak dikonsumsi masyarakat, jangan ada yang kedaluwarsa dan mengandung bahan berbahaya,”

Palembang (ANTARA) - Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Kota Palembang melakukan inpeksi mendadak (sidak) kawasan penjualan aneka pangan dan makanan di Kota Palembang, Jumat.

Inpeksi mendadak (sidak) dimulai dari Toko Hasan AS yang dikenal menjual beragam kue, lalu ke sejumlah pasar modern yakni JM Plaza dan Super Indo Internasional Plaza.

Fitrianti Agustinda mengatakan sidak dilakukan bersama BPOM ini dalam rangka melihat langsung keamanan makanan selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah.

"Kami Ingin memastikan seluruh produk makanan yang dijual di Kota Palembang layak dikonsumsi masyarakat, jangan ada yang kedaluwarsa dan mengandung bahan berbahaya,” kata dia.

Berdasarkan sidak yang dilakukannya, Fitri menjelaskan tim tidak menemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya dan makanan kedaluwarsa.

"Alhamdulillah dari hasil pemeriksaan kami bersama BPOM tidak ada makanan mengandung bahan berbahaya maupun makanan kedaluwarsa, namun ditemukan beberapa makanan kemasan yang dijual tanpa ada izin BPOM, sehingga terpaksa ditarik,” kata dia.

Sidak yang dilakukan wakil wali kota ini untuk kali kedua dilakukan selama Ramadhan 1440 Hijriah. Sebelumnya saat sidak pada Kamis (9/5) ditemukan makanan berformalin yakni tahu dan mi berformalin yang dijual di Pasar Bedug di Palembang.

Terkait ini, BPOM Palembang telah melaporkan ke instansi hukum, yang mana lima produsen mi berformalin sudah diserahkan ke polisi, yang dua di antaranya berasal dari kawasan Bukit Besar. “Tapi ini terindikasi bukan pedagang yang menambahkannya tapi produsen,” kata Kepala Bidang Penindakan Badan POM Palembang Tedy Wirawan.

Pada tahun 2019 ini, ia mengatakan terdapat tiga produsen makanan berformalin sudah ditangkap dengan rincian, dua perusahaan dari Palembang dan satu perusahaan dari Muaraenim.

Berdasarkan hasil penyelidikan, produk berformalin itu menggunakan mobil tertutup yang bisa mengangkut setidaknya 50 ember berisi tahu. “Ada juga yang dapati berisi 100 ember, bisa jadi berat total tahunya mencapai 1 ton,” kata dia.

Baca juga: 400 produk pangan UMKM digaransi Dinkes Batang-Jateng aman dikonsumsi

Baca juga: Bersama Kemenko PMK, BPOM sosialisasi pangan aman dan asupan gizi di Klaten

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019