Ambon (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin "menyedot" perhatian umat Muslim di Kota Ambon dan sekitarnya saat menjadi Khatib Salat Idul Adha 1428 H di Masjid Alfatah, Kamis pagi. ANTARA News Ambon melaporkan, umat yang mencapai ribuan orang memadati masjid terbesar di Kota Ambon itu, untuk mendengarkan khotbah yang disampaikan Din Syamsuddin yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu. Masjid dengan kapasitas tampung lebih dari 10 ribu umat itu, terlihat tidak mampu menampung banyaknya jemaah yang datang untuk melaksanakan Sholat, sehingga ribuan warga terpaksa harus melaksanakan sholat di halaman masjid. Umat Islam dari berbagai usia, baiki anak-anak hingga orang dewasa, terlihat tumpah ruah hingga memenuhi beberapa ruas jalan yang berada di depan dan samping mesjid Alfatah, kendati harus duduk beralaskan koran bekas yang dibeli seharga Rp1.000/lembar, namun umat terlihat khusuk mengikuti Sholat hingga selesai. Sejumlah pejabat Maluku juga terlihat mengikuti Sholat Idul Adha secara khusuk, diantaranya, Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI. Rasyid Qurnaen Aquari, Kapolda Maluku, Brigjen Pol M Guntur Ariyadi, Wagub Maluku Memet Latuconsina, dan Wakil Walikota Ambon, Olivia Latuconsina. Lupakan masa lalu Din Syamsuddin dalam khotbahnya mengimbau Muslim di Maluku untuk melupakan sejarah masa lalu, teristimewa masalah konflik sejak 1999 lalu yang meluluhlantakkan berbagai sendi kehidupan masyarakat di Maluku. "Lupakan masa lalu yang kelam itu dan pandanglah ke depan, karena dengan begitu semua umat di Maluku dapat kembali bangkit untuk mengatasi keterpurukan dan menata kehidupannya yang lebih baik," ujarnya. Ia mengakui, konflik masa lalu itu hanya berdampak menimbulkan kemiskinan dan kemelaratan, disamping dendam kesumat, iri hati dan dengki, yang kesemuanya itu, tidak akan mendatangkan kebahagiaan, sebaliknya menghasilkan kemerosotan di berbagai sendi kehidupan. "Mari sama-sama kita satukan langkah ke depan. Lupakan masa lalu sehingga bangsa Indonesia dapat keluar dari berbagai keterpurukan yang terjadi selama ini," ujarnya. Ia meminta umat Islam di Maluku untuk menjaga tali silaturachmi yang mulai harmonis dengan umat beragama lainnya di daerah ini, dan terbingkai dalam budaya kultural "pela dan gandong" yang merupakan warisan para leluhur.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007