Jerusalem (ANTARA News)- Israel pada Rabu mengumumkan sedang mempertimbangkan satu rencana untuk membangun satu permukiman baru Yahudi di Jerusalem timur yang didudukinya, beberapa minggu setelah mendapat kecaman dunia karena memperluas permukiman lainnya di kota itu. "Ini adalah satu pertimbangan awal tentang satu rencana konstruksi. Pemeriksaan tentang kemungkinan semacam telah dilakukan sepanjang tahun di semua daerah dengan kemungkinan membangun permukiman di Jerusalem," kata Menteri Perumahan Zeev Boim dalam sebuah pernyataan. Kementerian telah menawarkan satu solusi bagi masalah perumahan itu di Jerusalem. Pernyataan itu dikeluarkan untuk menanggapi sebuah laporan di suratkabar Haaretz yang mengatakan Boim, seorang anggota partai Kadima yang berhaluan tengah pimpinan Perdana Menteri (PM) Ehud Olmert, menyetujui satu rencana pembangunan di daerah Atarot. Menurut Haaretz, rencana sedang diteliti bagi pembangunan lebih dari 10.000 apartmen-- yang merupakan permukiman terbesar Yahudi di Jerusalem timur, yang Palestina harapkan dijadikan ibukota bagi negara mereka di masa depan. Israel merebut dan menganeksasi Jerusalem timur yang berpenduduk mayoritas Arab tahun 1967 dalam perang Enam hari dan kemudian mengumumkan kota suci itu sebagai ibu kota -- satu tindakan yang tidak diakui masyarakat internasional. Daerah Atarot terletak sekitar lima kilometer dari Garis Hijau antara desa-desa Palestina Ram dan Bir Nabala. Kendatipun berada dalam perbatasan kotapraja Jerusalem yang ditetapkan Israel, Palestina menganggap daerah itu bagian dari Tepi Barat yang diduduki. Dua pekan lalu Israel menawarkan lebih dari 300 rumah baru di permukiman lain di Jerusalem timur yang diduduki dan dianeksasi, dikenal sebagai Har Homa bagi Israel dan Jebel Abu Ghneim bagi Palestina. Perluasan permukiman itu dilakukan seminggu setelah Israel dan Palestina mengaktifkan kembali perundingan perdamaian di satu konperensi di kota Annapolis, Maryland, AS dan menimbulkan kecaman dari Palestina dan AS serta Uni Eropa. Pada konperensi itu, Israel dan Palestina berjanji akan mematuhi cetak biru peta jalan internasional, tahap pertama yang menyerukan Israel menghentikan kegiatan pembangunan permukiman dan Palestina akan meningkatkan keamanan. Israel menganggap pembangunan di Jerusalem timur itu bukan kegiatan permukiman karena kota itu telah dicaploknya. Akan tetapi masyarakat internasional menganggap semua permukiman di Jerusalem timur yang diduduki dan Tepi Barat adalah tidak sah. Menjelang konferensi Annapolis, PM Israel Ehud Olmert berjanji akan membekukan pembangunan permukiman baru di Tepi Barat dan membongkar pos-pos depan liar--permukiman-permukiman yang tidak memiliki izin pemerintah. Tetapi ia mengatakan apa yang disebut "perkembangan alami" dari permukiman-permukiman yang ada akan tetap dilakukan. Palestina menuntut Israel menghentikan semua kegiatan permukiman. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007