Memang tidak enak menjadi PLN. Ketika pekerjaan sudah sangat baik, tidak ada yang menyanjung
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengapresiasi kualitas pelayanan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang semakin baik dari tahun ke tahun sehingga tidak terlalu menjadi keluhan masyarakat sebagai pelanggan.
Sekretaris Daerah NTB, H Rosyadi Sayuti, dalam forum multi pihak di Mataram, Kamis mengatakan, pelayanan PLN sudah sangat tinggi karena tingkat pemadaman relatif rendah. Tidak seperti beberapa tahun lalu sering terjadi pemadaman bergilir, sehingga sangat dikeluhkan oleh masyarakat.
"Memang tidak enak menjadi PLN. Ketika pekerjaan sudah sangat baik, tidak ada yang menyanjung. Tapi beberapa tahun lalu, sering terjadi pemadaman dan yang sering disebut-sebut oleh masyarakat adalah PLN," katanya.
Rosyadi mengaku tahu betul perjuangan PLN dalam membangun infrastruktur kelistrikan di wilayahnya. Bahkan, PLN terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait upaya meningkatkan ketersediaan energi listrik.
"PLN sangat bersemangat membangun infrastruktur kelistrikan di NTB. Bahkan, ketika Direktur Utama PLN dipegang Dahlan Iskan, meluncurkan penghentian pemadaman bergilir di NTB," ujarnya.
NTB, menurut dia, akan menjadi daerah dengan penggunaan energi listrik yang relatif besar dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu tidak lepas dari adanya pembangunan di berbagai sektor, di antaranya pengembangan industri pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah.
Dalam beberapa tahu ke depan, salah satu destinasi wisata prioritas tersebut akan dipenuhi oleh ribuan kamar hotel yang dikelola oleh perusahaan ternama yang akan mendatangkan banyak wisatawan asing dan domestik.
Rosyadi menambahkan Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, juga sedang gencar menyuarakan industrialisasi. Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah tentunya tidak lagi berproduksi secara manual, tetapi beralih menggunakan alat-alat elektronik yang membutuhkan energi listrik.
Pemanfaatan energi listrik juga akan semakin meningkat seiring masuknya investor ke NTB. Salah satu yang sedang menjajaki adalah investor industri rumahan yang akan memproduksi pakan ternak.
Peningkatan konsumsi energi listrik di NTB, juga akan dipengaruhi oleh semakin berkembangnya sektor pendidikan. Salah satunya Universitas Mataram yang akan membangun gedung kampus baru di luar Kota Mataram, sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
"Belum lagi proyek-proyek besar pemerintah pusat yang dilaksanakan di NTB. Itu semua akan mendorong pertumbuhan penggunaan energi listrik," kata Rosyadi.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Rudi Purnomoloka, mengatakan pihaknya telah mempersiapkan beberapa pembangkit untuk mengantisipasi pertumbuhan beban.
Beberapa pembangkit yang akan segera dioperasikan antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Uap (PLTMGU) Lombok Peaker berkapasitas 150 mega Watt (MW) di Kota Mataram.
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLMTG) Sumbawa berkapasitas 50 MW, PLTMG Bonto berkapasitas 50 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat berkapasitas 14 MW, dan PLTU Jeranjang Unit 2 berkapasitas 25 MW.
Baca juga: PLN: Rasio elektrifikasi di NTB capai 95,8 persen kuartal I 2019
Baca juga: PLN listriki dusun terpencil di Pulau Sumbawa
Pewarta: Awaludin
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019