Kuala Lumpur (ANTARA News) - Lebih dari 34.000 orang kehilangan tempat tinggal dan terpaksa hidup di tenda-tenda darurat akibat meluasnya banjir di beberapa negara bagian Malaysia, yang juga menewaskan 28 orang, kata para pejabat dan laporan media massa setempat, Rabu. Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Anton (50), tercatat sebagai korban tewas terkini dan seorang lagi warga Malaysia, Zamri Mohamad (29). Hujan lebat sepanjang pekan lalu menyebabkan lebih dari 34.000 orang kehilangan tempat tinggal di lima negara bagian. Lebih dari 100 sekolah menyediakan tenda darurat untuk para murid korban banjir, dan pemerintah mempertimbangkan untuk mengundurkan waktu awal tahun ajaran baru sekolah pada Januari, kata Menteri Pendidikan Hishamuddin Hussein seperti dikutip media massa. Awal tahun ajaran dijadwalkan dimulai pada 3 Januari di seluruh negeri tersebut. Badan Meteorologi Malaysia telah memperingatkan bahwa musim hujan diperkirakan masih akan berlangsung dengan membawa hujan lebat, kata para pejabat, Rabu. Di beberapa negara bagian telah diberlakukan status merah, yang ditafsirkan sebagai peringatan akan hujan lebat dan angin kencang. Negara bagian Pahang, Malaysia tengah, dilaporkan sangat menderita akibat banjir, dengan total 22.754 orang dievakuasi dari rumah mereka. Neberapa negara bagian lain yang dilanda banjir tahunan antara lain adalah Terengganu, Kelantan, Johor dan Kedah. Badan-badan bantuan pemerintah diinstruksikan untuk segera memberi bantuan makanan dan memasok kebutuhan pokok lain kepada para korban, sementara terjangan banjir semakin meningkat sehingga mempersulit upaya penyelamatan. Musim hujan tahunan pada akhir tahun itu selalu disertai oleh hujan lebat, yang membuat banjir melanda semua negara bagian di pesisir pantai, dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri, kantor berita DPA melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007