Makassar (ANTARA News) - Kendati umumnya umat Islam baru akan melaksanakan Salat Idul Adha pada Kamis (20/12), namun Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sulawesi Selatan menyatakan siap melaksanakan Salat Idul Adha bagi jemaahnya, pada Rabu (19/12), secara serentak di sejumlah daerah termasuk di Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut Ketua DPD I HTI Sulsel, Mujahidin di Makassar, Selasa, pelaksanaan Salat Idul Adha itu merujuk pada putusan Majelis Pengadilan Tinggi Arab Saudi yang telah menetapkan bahwa wukuf di Arafah jatuh pada Selasa (18/12) atau 9 Dzulhijjah 1428 Hijriah. "Bila hari ini seluruh umat muslim di Arab Saudi melakukan wukuf itu berarti bahwa 10 Dzulhijjah jatuh pada hari Rabu (19/12)," kata Mujahidin, seraya menambahkan bahwa pihaknya menyediakan dua lokasi pelaksanaan Salat Idul Adha di Makassar, yakni pada bekas Studio 21 dan Masjid At-Taqwa di kompleks perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP). Di Kabupaten Gowa, pelaksanaan Salat Idul Adha dipusatkan di kawasan Istana Balla Lompoa Sungguminasa, di Kabupaten Takalar di lapangan Bontomanai Galesong, dan di lapangan Sumpaminangae di Pare Pare. Menurut Mujahidin, pelaksanaan Salat Idul Kurban itu, tidak hanya dilaksanakan di Sulsel, tetapi juga oleh seluruh jemaah Hizbut Tahrir yang ada di dunia. Namun begitu, sebagian besar umat muslim lainnya menyatakan tetap akan mengikuti ketentuan pemerintah yang menetapkan Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijjah atau pada Kamis (20/12). Penetapan tersebut berdasarkan perhitungan yang menyimpulkan ijtimak akhir bulan Dzulqaidah 1428 Hijriah yang terjadi pada Senin (10/12), bertepatan dengan tanggal 29 Dzulqaidah 1428 H, pukul 00.41 WIB. Menurut pandangan sebagian ulama, saat matahari tenggelam pada waktu itu, telah muncul bulan baru atau dalam kalender Islam berarti telah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah 1428 Hijriah yang jatuh pada 11 Desember 2007, sehingga tanggal 10 Dzulhijjah 1428 Hijriah bertepatan dengan hari Kamis (20/12).(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007