Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Yuli Rahmawati PhD mengatakan pengembangan kompentensi siswa tidak hanya terfokus pada pemahaman konsep keilmuan, tetapi juga bersikap kritis.
"Sikap kritis terhadap berbagai informasi pengetahuan yang diperoleh," ujar Yuli dalam orasi ilmiahnya pada peringatan Dies Natalis ke-55 UNJ di Jakarta, Kamis.
Selain itu, menurut Yuli, kompetensi juga tidak mengabaikan pengembangan sikap dan keterampilan sebagai agen pengubah dalam menghadapi tantangan masa depan dan berperan dalam perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Pengalaman pembelajaran di universitas diharapkan dapat membekali mahasiswa untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan dan juga perannya pada masa yang akan datang.
"Khususnya menghadapi permasalahan di masyarakat yang semakin kompleks serta multikultur," cetus dia.
Dengan demikian, pengembangan mahasiswa yang holistik dan agen pengubah dapat menjadi bagian penting dalam proses pendidikan tinggi."
Yuli juga menyebut perlunya reformasi pembelajaran dalam mengimplementasikan pendidikan pada abad ke-21. Pembelajaran abad 21 diharapkan mampu menghasilkan generasi yang memiliki kemampuan sebagai pribadi yang beriman, produktif, kreatif, afektif, dan berkontribusi pada masyarakat.
Yuli juga menambahkan dalam mengembangkan universitas dapat melalui integrasi prinsip pendidikan yang transformatif, yang terfokus mentransformasikan kepercayaan, perilaku dan emosi, dengan menekankan pada aspek pemberian makna, berpikir kritis dan refleksi kritis.
"Dengan adanya integrasi pendidikan yang transformatif diharapkan dapat berdampak terhadap pemahaman identitas diri universitas, civitas akademika, penerapan kurikulum yang progresif, serta pengembangan penelitian dan pengabdian masyarakat yang transformatif," terang Yuli.
Baca juga: UNJ targetkan jadi perguruan tinggi bereputasi dunia
Baca juga: UNJ wajibkan mata kuliah pemograman dan data
Baca juga: Penerimaan jalur prestasi UNJ mulai 15 April
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019