Bogor (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan tidak terpengaruh terhadap hasil survei tentang peluang terpilih sebagai presiden maupun evaluasi kinerja pemerintah, serta partai, namun survei itu justru dijadikan sebagai masukan bagi partai. "Biar saja survei bicara. Semua hasil survei kita jadikan sebagai masukan," katanya yang ditemui setelah pencanangan Program Nasional PDIP Mari Sejahterakan Petani dan potong padi sebagai simbol panen perdana di Cariu, Bogor, Jabar, Selasa. Sementara itu, survei yang dilakukan Indo Barometer pada 26 November sampai 7 Desember 2007 menyebutkan bahwa mayoritas publik yakni 54,6 persen responden merasa tidak puas dengan kinerja partai politik. Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari di Hotel Bidakara Jakarta, mengatakan ketidakpuasan tersebut lebih banyak karena partai belum memberikan manfaat nyata untuk rakyat. "Hanya 31,5 persen dari publik yang menyatakan parpol telah memberikan manfaat nyata untuk rakyat," katanya. Menurut publik, ketidakpuasan terhadap parpol karena justru peran paling menonjol dari partai politik adalah memperjuangkan kepentingan partai dan pengurus partai (24,2 persen) dan karena partai lebih berperan memperebutkan kekuasaan di pemerintah (18,3 persen). "Walaupun parpol sering menggunakan nama rakyat, ternyata mayoritas belum mewakili rakyat," katanya. Ia menyebutkan, hanya 38,3 persen dari hasil survei yang menyatakan parpol telah memperjuangkan kepentingan rakyat. Namun, penilaian itu didasarkan pada alasan Indonesia masih belajar demokrasi sehingga peran partai belum maksimal (29,2 persen). Sementara itu, ditanya tentang calon wakil presiden yang akan dicalonkan PDIP, Megawati mengatakan partainya belum memutuskan mekanisme yang diambil untuk memilih pasangan yang akan maju bersamanya pada pemilihan presiden 2009. "Masih ada dua rapat kerja nasional yang akan diselenggarakan PDIP. Saya tidak tahu di rapat yang mana akan ditentukan (mekanismenya)," katanya. Menurut dia, mekanisme pemilihan cawapres ditentukan atas kesepakatan bersama. Ia juga mengatakan tidak terpengaruh terhadap hasil survei diantaranya hasil jajak pendapat Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LAKSNU) yang menyatakan ia lebih cocok berpasangan dengan Dien Syamsuddin. "Cawapres ditentukan dalam rapat," tegasnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007