Seiring dengan konflik perang dagang AS-China yang menguat, tampaknya kinerja neraca perdagangan Indonesia masih dalam tekanan defisit yang berlanjut tetapi dengan nilai yang menurun

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis sore nanti.

Rupiah menguat 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp14.458 per dolar AS, dibandingkan hari sebelumnya Rp14.463 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis, mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah hari ini masih dipengaruhi sentimen perang dagang Amerika Serikat dan China serta rilis data neraca perdagangan April 2019 yang mengalami defisit.

"Seiring dengan konflik perang dagang AS-China yang menguat, tampaknya kinerja neraca perdagangan Indonesia masih dalam tekanan defisit yang berlanjut tetapi dengan nilai yang menurun," ujar Lana.

Neraca perdagangan April tercatat defisit 2,5 miliar dolar AS, di atas ekspektasi konsensus sebesar 500 juta dolar AS. Kinerja ekspor tercatat sebesar 12,6 miliar dolar AS, tumbuh minus 10 persen (bulan ke bulan/mom). Sementara di sisi impor, tercatat sebesar 15 miliar dolar AS, tumbuh positif 12,25 persen (mom).

Dari eksternal, ekonomi China mulai terkena dampak konflik dagang. Pertumbuhan penjualan ritel dan produk industri untuk bulan April melambat. Selain itu, surplus neraca dagang pada April 2019 turun menjadi 13,84 miliar dolar AS dari 26,21 miliar dolar AS pada April 2018.

"Tampaknya konsumen mulai mengurangi belanja akibat ketidakpastian ekonomi. Efek naiknya tarif AS mulai terasa," kata Lana.

Lana memprediksi, pada Kamis ini rupiah masih akan dalam tekanan pelemahan di kisaran Rp14.470 per dolar AS sampai Rp14.500 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019