Jakarta (ANTARA News) - Indonesia perlu memiliki semacam lembaga yang disebut "Sovereign Wealth Fund" (SWF) untuk mengantisipasi gejolak ekonomi global, namun masalahnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) selalu mengalami defisit. "Ini merupakan ide yang bagus meski baru wacana, namun perlu ditindaklanjuti untuk mengantisipasi gejolak ekonomi global yang semakin tidak menentu," kata pengamat ekonomi dari PT Finance Corporindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan pembentukan lembaga SWF itu harus jelas dan misinya apa, karena keberadaaannya sangat relevan dengan tantangan ekonomi global bagi pertumbuhan ekonomi nasional. "Ketidakpastian ekonomi global yang semakin tinggi, terutama di sektor keuangan, memang harus segera diantisipasi dengan pembentukan SWF itu," ucapnya. "SWF ini harus dibentuk, karena gejolak ekonomi global yang tidak pasti, sehingga diperlukan dana untuk dapat mengantisipasinya," ujarnya. Masalahnya, lanjut dia, dana untuk pembentukan SWF itu dari mana, sedangkan APBN kita selalu defisit, kalau dana itu diperoleh dari pinjaman akan memberatkan negara. "Pemerintah bersama dengan bank sentral harus mulai menyusun rencana konkrit pembentukan SWF," ucapnya. Menurut dia, pengelola SWF sebaiknya adalah badan otonom resmi pemerintah yang khusus dibentuk dengan dasar kerja seperti layaknya lembaga keuangan internasional modern. Negara-neara yang telah mulai membentuk SWF antara lain Uni Emirat Arab, Singapura, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Kanada. Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom, mengusulkan agar pemerintah membentuk lembaga sovereign wealth fund (SWF) untuk mengantisipasi gejolak perekonomian yang berasal dari pasar keuangan global dan persoalan geo-politik. "Saya usulkan untuk segera mempertimbangkan dibentuknya lembaga yang menangani dana-dana yang berasal dari sisi penerimaan pemerintah. Baik dari komoditas, minyak, untuk disisihkan dalam bentuk SWF," katanya belum lama ini. (*)
Copyright © ANTARA 2007