Medan (ANTARA News) - Sekretaris Gerakan Anti Narkoba (Granat) Azrai Msp menyebutkan peredaran narkoba bukan saja berlangsung di lingkungan orang dewasa, namun juga mengancam anak remaja dan anak sekolah yang menjadi sasaran empuk pengedar narkoba.
Dia menilai informasi dan pengawasan sekolah akan bahaya narkoba masih minim, padahal jumlah pengguna narkoba seluruh Indonesia sudah mencapai 3,2 juta orang.
"Pelajar saat ini masih sebagai pengguna narkoba tertinggi. Dari 15 ribu orang pertumbuhan pengguna narkoba secara nasional setiap tahunnya, 62 persen adalah pelajar," paparnya.
Untuk menekan meningginya kasus narkoba di kalangan pelajar, pemahaman bahaya narkoba harus diberikan secara dini dan terus menerus di mana orang tua dan guru menjadi komponen terpenting selain siswa sendiri.
Berdasarkan penelusurannya, narkoba diperoleh dan dikonsumsi siswa dari empat sumber yakni warung yang berada sekitar sekolah, preman, siswa dan alumni.
Konsumen yang dicari bukan orang kaya tetapi siswa miskin, siswa pintar dan berprestasi yang walnya diberikan gratis.
"Ketika sudah kecanduan siswa akan berusaha mencari sendiri narkoba, namun karena tidak punya uang, bandar menyuruh mereka menjualkan narkoba dengan imbalan gratis beberapa paket," katanya. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009