Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Selasa pagi, merosot menembus level Rp9.400 per dolar AS, karena berbagai hal yang terjadi menjelang akhir tahun ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun tajam menjadi Rp9.430/9.440 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.369/9.410 per dolar AS atau melemah 61 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Selasa, mengatakan rupiah terpuruk karena berbagai faktor yang menekan pasar, antara lain semakin besarnya kebutuhan dolar AS sebagaimana biasanya saat menjelang akhir tahun. Namun ini hanya merupakan eforia saja, pada siang ini diperkirakan Bank Indonesia (BI) akan memasuki pasar, katanya. Menurut dia, BI kemungkinan akan membuat kebijakan yang akan menahan rupiah terus bergejolak turun, apalagi tingkat rupiah yang sudah menembus level Rp9.400 sangat tidak disukainya. "Kita lihat saja sore nanti apakah rupiah akan terus melemah atau menguat, apabila BI masuk ke pasar, " katanya. Rupiah, lanjut Edwin Sinaga, yang juga Dirut PT Finance Corfindo, pada angka tersebut sangat mengkhawatirkan, apalagi kalau BI membiarkannya maka mata uang Indonesia itu akan makin terpuruk. Namun BI kemungkinan akan melepas cadangan dolar AS agar rupiah kembali di bawah level Rp9.400 per dolar AS, ucapnya. "Pembelian dolar AS menjelang akhir tahun ini merupakan hal yang biasa bagi pelaku pasar maupun BUMN. Jadi koreksi harga terhadap rupiah memang sulit dicegah," ujarnya. Menurut dia, rupiah juga mendapat tekanan pasar regional, akibat melemahnya bursa Wall Street, karena itu posisi rupiah terus mendekati level Rp9.400 per dolar AS. "Kami optimis rupiah akan kembali membaik dan menjauhi level Rp9.400 per dolar AS, karena BI akan tetap menjaga jarak mata uang lokal itu," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007