Dilibatkannya FKUB untuk memaksimalkan pembinaan kerukunan, yang berdampak pada perdamaian dan ketenteraman serta untuk peningkatan pemahaman keagamaan lewat momentum RamadhanMorowali, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola melibatkan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng dalam Safari Ramadhan di Kabupaten Morowali.
Dilibatkannya FKUB itu, kata gubernur, untuk memaksimalkan pembinaan kerukunan, yang berdampak pada perdamaian dan ketenteraman serta untuk peningkatan pemahaman keagamaan lewat momentum Ramadhan.
"Iya, ini untuk peningkatan sumber daya manusia, utamanya tentang hikmah Ramadhan atau nilai-nilai puasa, salah satunya tentang pembentukan dan pemantapan moral dan akidah dengan tujuan peningkatan kualitas kerukunan," kata Ketua FKUB Sulteng, Prof Dr H Zainal Abidin, M.Ag, di Morowali, Rabu (15/5) malam.
Gubernur dan ketua FKUB mengunjungi Masjid Hidayatul Muttaqien di Desa Tahuti Kecamatan Bungku Tengah.
Zainal Abidin mengemukakan salah satu dari tujuan Ramadhan yakni untuk meningkatkan ketakwaan umat Islam. "Sesuai dengan ayat tentang puasa, bahwa puasa bertujuan untuk bertakwa," katanya.
Ia mengutip Firman Allah SWT dalam Al Quran surah Al Baqarah Ayat 183 yang berbunyi "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa,".
Zainal Abidin yang juga rektor pertama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu mengemukakan bahwa ada dua syarat utama untuk mencapai takwa.
Pertama, kata Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Sulteng ini bahwa kepercayaan, keyakinan atau iman. Adalah percaya bahwa Tuhan mengontrol manusia atau selalu ada dalam kehidupan manusia. "Yaitu percaya Tuhan selalu hadir di mana saja kita berada dan kapan saja. Maka kita akan selamat," kata Guru Besar Pemikiran Islam Modern itu.
Kedua, Ketua MUI Kota Palu ini menjelaskan, introspeksi diri. Momentum ramadhan perlu dimanfaatkan untuk merefleksi diri agar mencapai takwa. "Wahtisaban atau introspeksi diri, i'tikaf atau merenung tentang diri kita," katai Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu.
Dia mengatakan dalam Islam banyak pandangan, pendapat dan penafsiran terhadap pengertian takwa. Salah satunya, kata dia, ulama menyebut kata 'Taq' di awal kata takwa, merupakan "tawaqqal".
Oleh karena itu umat Islam jangan terjebak atau berpatokan pada satu pendapat. "Ada banyak pendapat, terserah mau ikut pendapat yang mana. Asalkan, tidak saling menyalahkan. Karena semua pendapat memiliki dasar yang kuat," katanya.
Baca juga: FKUB ajak umat beragama jaga perdamaian di bulan Ramadhan-pascaPemilu
Baca juga: ACT upayakan pemenuhan pangan korban bencana Sulteng selama ramadhan
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019