Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyiapkan pinjaman senilai 200 juta dolar AS bagi Program Dukungan Kebijakan Pembangunan (DPSP) tahap ketiga guna membantu pencapaian prioritas utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan program pengentasan kemiskinan. Dikutip dari situs resmi ADB, Senin, DPSP tahap ketiga itu akan mendukung reformasi yang luas dalam tiga bidang utama, yaitu memperbaiki iklim investasi, penguatan manajemen keuangan publik dan upaya anti korupsi, serta memperbaiki pelayanan jasa publik. "Meskipun telah mencapai berbagai peningkatan, masih ada ruang untuk perbaikan. Rangkaian DPSP memberi negara-negara untuk bekerja dengan institusi seperti ADB dalam suasana yang fleksibel untuk melaksanakan reformasi ekonomi dan sektor dalam penyelesaian masalah pertumbuhan dan pengentasan kemiskinan," kata Spesialis Utama misi ADB di Indonesia, Purnima Rajapakse. Pinjaman tersebut merupakan bagian dari komitmen ADB bagi Indonesia sebesar empat miliar dolar AS pada 2006-2009. Pinjaman sebesar 200 juta dolar AS itu menggunakan skema OCR dengan bunga pasar terbaru, yaitu LIBOR plus 20 basis poin dan memiliki masa tenggang tiga tahun, serta masa pinjaman 15 tahun. Sedangkan pencairan pinjaman itu akan dilakukan setelah pinjaman dinyatakan efektif. Pada 2006, ADB menyetujui pinjaman dan hibah untuk proyek sebesar 8,5 miliar dolar AS dan bantuan teknis sebesar 242 juta dolar AS Sedangkan dalam APBNP 2007, pemerintah dan DPR menyepakati pinjaman program senilai 2,1 miliar dolar AS, yang terdiri atas ADB 900 juta dolar AS, Bank Dunia 800 juta dolar AS dan JBIC 400 juta dolar AS. (*)

Copyright © ANTARA 2007