Yogyakarta (ANTARA News) - Stabilitas finansial Indonesia pada 2008 masih terjaga dengan baik seperti terjadi pada tahun ini, kata seorang pejabat Bank Indonesia (BI).
"Pada 2008, saya yakin stabilitas masih terjaga," kata Kepala Biro Stabilitas Sistem Finansial BI, Wimboh Santoso, kepada wartawan di Yogyakarta, Senin, di sela-sela sosialisasi hasil kajian stabilitas sistem keuangan.
Stabilitas masih terjaga karena diperkirakan kredit pada tahun depan akan tumbuh 24 persen, sementara harga minyak yang berpotensi naik, berdasarkan simulasi BI tidak terlalu mengganggu karena BI dan pemerintah memiliki persiapan yang lebih baik dari segi fiskal dan moneter, katanya.
Ia menjelaskan, pada tahun ini stabilitas finansial terjaga dengan baik meski ada sejumlah gangguan yang berkaitan dengan volatilitas harga Surat Utang Negara (SUN) yang cukup fluktuatif karena kasus "subprime mortgage" dan harga minyak.
Gangguan itu bisa diatasi berkat monitoring BI yang aktif dan rutin serta kerja sama dengan Depkeu dan Bapepam-LK karena misi yang sama untuk menenangkan pasar.
Menurut Wimboh, dalam melakukan monitoring, piiaknya mengembangkan sejumlah alat melalui riset. Dengan alat ini diharapkan dapat mengurangi atau mencegah dampak negatif jika ada sesuatu yang membahayakan stabilitas keuangan.
Ia mencontohkan bagaimana BI memfasilitasi kredit tekstil, infrastruktur dan perkebunan dalam rangka meningkatkan kredit perbankan pada 2007. Sebelumnya hasil monitoring menunjukkan rendahnya tingkat pertumbuhan kredit perbankan ke sektor riil pada akhir 2006 karena khawatir atas risiko macet.
Ia juga mencontohkan bagaimana BI, Depkeu dan Bapepam-LK berkoordinasi dengan baik sehubungan anjloknya SUN karena krisis "subprime" sehingga SUN kini cenderung pulih. Hasil monitoring menunjukkan bahwa jika SUN anjlok maka hal itu dapat membahayakan perbankan karena banyak lembaga itu yang memiliki SUN.
Wimboh mengatakan, BI akan terus mengembangkan alat monitoring itu tiap tahun dan akan mempublikasikan hasil riset dalam rangka menghindari terjadinya krisis di sektor keuangan yang meliputi perbankan, pasar saham, pasar surat berharga seperti SUN dan "corporate bond".
Salah satu alat monitoring yang penting, menurut dia, adalah "financial stability index" yang berfungsi untuk mengukur tingkat kestabilan sektor keuangan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007