Palu (ANTARA News) - Polisi menemukan sedikitnya 13 buah bom molotov saat menyisir lokasi bentrok antarwarga Kelurahan Nunu dan Tawanjuka di Palu, Sulawesi Tengah, pada Minggu malam. Polisi menyisir tempat itu sejak Minggu malam hingga Senin pagi dan mengamankan bom-bom molotov yang ditemukan. "Bom-bom Molotov ini ditemukan di gorong-gorong dan semak-semak yang sengaja disembunyikan," kata seorang anggota Brimob yang ikut melakukan penyisiran. Sampai Senin siang, situasi dalam kendali polisi dengan persenjataan lengkap yang disiagakan di lokasi yang membatasi kedua kelurahan. Meski demikian konsentrasi warga dalam jumlah belasan orang terlihat di beberapa titik pada kedua kelurahan tersebut. Ruas Jalan Jati yang menghubungkan ke dua kelurahan ini belum dapat dilintasi kendaraan umum karena masih diblokade aparat keamanan. Selain itu, masih terdapat blokade-blokade dari kayu yang dibuat warga. Bentrok antarwarga Kelurahan Nunu dengan Tawanjuka yang kembali pecah pada Minggu (16/12), mengakibatkan sedikitnya 18 orang menderita luka ringan sampai berat. Para korban yang terluka akibat terkena lemparan batu, busur panah, peluru senapan angin dan bacokan parang, telah dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di Palu. Seorang korban bernama Anton dalam kondisi kritis dengan luka bacok di kedua pergelangan tangan, kepala dan punggung. Insiden ini juga mengakibatkan dua buah rumah penduduk, satu bangunan bengkel, serta sebuah bangunan yang difungsikan sebagai pos penjagaan polisi dibakar massa yang bertikai. Juga, sebanyak enam unit sepeda motor, satu di antaranya milik anggota polisi, turut dibakar. Warga Nunu dan Tawanjuka masih memiliki ikatan keluarga dalam rumpun etnis Kaili, tapi pertikaian acapkali terjadi yang dipicu masalah sepele. Pada bentrokan 8 Desember lalu mengakibatkan belasan orang luka dan sejumlah rumah penduduk rusak ringan sampai berat. Pemicu konflik berawal dari keributan antarpemuda setempat. Pertikaian serupa juga terjadi 9 November 2007 yang juga mengakibatkan jatuhnya korban luka dan kerusakan bangunan. Pasca pertikaian ini sempat berlangsung pertemuan perwakilan warga dari kedua kelurahan yang difasilitasi Wakil Walikota Suardin Suebo. Selain bersepakat menghentikan konflik dengan cara berdamai, perwakilan kedua kelurahan ini juga membentuk duta perdamaian, namun belakangan hasilnya tidak efektif.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007