Indonesia sudah mengalami banyak perubahan serta banyak perbaikan di banyak sisi, termasuk salah satunya indeks persaingan global yang dirilis oleh Bank Dunia. Bank Dunia juga mengeluarkan catatan penilaian indeks kemudahan dalam berusaha di mana ind

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa peringkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) Indonesia meningkat pesat dalam lima tahun terakhir.

"Saat ini peringkat EoDB kita berada di posisi 73, biasanya di atas 100," kata Menkeu ketika mengisi materi seminar di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan Indonesia sudah mengalami banyak perubahan serta banyak perbaikan di banyak sisi, termasuk salah satunya indeks persaingan global yang dirilis oleh Bank Dunia. Bank Dunia juga mengeluarkan catatan penilaian indeks kemudahan dalam berusaha di mana indikatornya adalag lingkungan bisnis yang mudah dan lancar.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa persaingan global dapat ditingkatkan dengan banyaknya ide-ide, serta inovasi dari masyarakat. Hal tersebut harus didukung dengan adanya ketersediaan infrastruktur yang memadai, khususnya kelistrikan.

"Bagaimana bisa masyarakat menggali ide kalau tidak ada kelistrikan yang memadai kan? makanya harus didukung juga Kementerian ESDM, agar pengembangan ide bisa digali lebih jauh dari internet," kata Menkeu.

Menkeu juga mengingatkan tentang pentingnya sinergitas antarlembaga dan kementerian, sehingga tujuan dari pengembangan persaingan global bisa mudah dicapai. Menurut Sri Mulyani, kemudahan dalam berusaha merupakan hal yang penting. Dengan adanya kemudahan, maka ide-ide anak muda akan mudah terealisasi tanpa kendala.

Masyarakat yang memiliki ide, merupakan komponen penting suatu negara yang efisien. Sri Mulyani melanjutkan, ide-ide tersebut harus bisa direalisasikan dengan usaha sekecil mungkin, maka hal pendukung pengembangan ide harus disediakan pula oleh pemerintah.
Baca juga: Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II lebih baik
Baca juga: Sri Mulyani sebut pemilu dan Lebaran pemicu defisit neraca perdagangan

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019