Semarang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap prajurit TNI menjadi prajurit yang profesional dan tidak tertinggal kemajuannnya dengan prajurit negara lain. "TNI yang kita andalkan harus makin profesional dan tidak boleh tertinggal dengan kemampauan tentara negara lain," kata Presiden, dalam sambutannya saat pelantikan 942 perwira remaja TNI/Polri di Lapangan Bhayangkara, Akademi Kepolisian, Semarang, Senin. Kepada Polri, Presiden berpesan, selain agar lebih profesional, juga meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan menjalankan tugasnya, seperti memberantas kejahatan, penegakan hukum, serta melindungi masyarakat dari tindak kejahatan yang terus berkembang dan makin canggih. Selaku Inspektur Upacara, Presiden secara resmi melantik 942 perwira remaja TNI/Polri yang terdiri atas 291 lulusan Akademi Militer, 192 lulusan Akademi Angkatan Laut, 165 lulusan Akademi Angkatan Udara, dan 294 lulusan Akademi Kepolisian. Presiden mengingatkan, tidak ada jalan yang lunak dan mudah untuk terus mengabdi di bidang ketentaraan dan kepolisian. "Kecintaan terhadap bangsa dan negara melalui profesi militer dan kepolisian harus dilalui dengan perjalanan karir yang panjang, sehingga dapat mencapai apa yang dicita-citakan," kata Kepala Negara. Pelantikan ini, ujar Presiden, merupakan awal penugasan dan pengabdian di lingkungan TNI dan Polri, di tengah perubahan dunia yang sarat tantangan global dan ketergantungan semakin tinggi terhadap pertumbuhan pesat ilmu pengetahuan. "Semua perwira remaja termasuk pejabat TNI/Polri harus cepat merespon perkembangan dunia dengan cerdas agar tujuan negara dapat dicapai dan dipertahankan, dengan mengambil peluang yang terbuka untuk mensejahterakan rakyat," tegas Presiden. Di dunia kemiliteran, katanya, terus ditandai dengan perubahan yang revolusioner di bidang taktis militer dan teknologi peralatan kemiliteran yang terus mempengaruhi corak peraturan pendidikan yang dilakukan TNI dan Polri. "Untuk itu, jangan sampai ada jarak yang menganga antara TNI dan kemajuan teknologi militer negara lain, termasuk profesionalismenya," kata Presiden. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Kepala Negara juga berpesan agar TNI/Polri kompak satu sama lain seperti halnya yang dipraktekkan negara lain. "Ujian dan tantangan dalam reformasi juga dialami negara lain di dunia yang dengan gigih berjuang memberantas berbagai hambatan. Mari kompak dan bersatu, jangan sia-siakan kesempataan emas yang kita miliki, jangan jadi penonton dalam proses yang dihadapi negeri ini," katanya. Usai memberikan sambutan, Presiden didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri seperti Menko Polhukkam Widodo AS, Menhan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto melakukan silahturahmi dengan para lulusan terbaik yang didampingi para orang tua. Juga hadir pada kesempatan itu putra Presiden Yudhoyono, Lettu TNI AD Agus Harimurti Yudhoyono dan istri Annisa Larasati Pohan, serta Eddhie Baskoro Yudhoyono. Tanam Pohon Sebagai tindak lanjut upaya Indonesia mengatasi perubahan iklim (climate change) dan kegiatan Bulan Menanam dan Memelihara Pohon yang jatuh pada Desember setiap tahunnya, Presiden menyempatkan diri menanam bibit pohon di lingkungan Akademi Kepolisian. Setidaknya seratus bibit pohon seperti Dewandaru, Kepal, Rambutan, Matoa, Tanjung, dan Pinsilium ditanam areal yang akan dijadikan Taman Bhineka Eka Bakti itu. Dengan tema "Kebersamaan Kami Untukmu NKRI", Presiden menanam pohon Dewandaru, Menko Polhukkam Widodo AS menanam pohon Durian, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto, Panglima TNI Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono masing-masing menanam pohon Kepal. Acara penanaman pohon tersebut juga disaksikan Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz, serta Gubernur Akademi Kepolisian, Akademi Militer, Akademi Angkatan Udara, dan Gubernur Akademi Kepolisian. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007