Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta media televisi tidak lagi hanya memberitakan kejelekan-kejelekan yang ada, namun juga cerita sukses karena bangsa Indonesia saat ini memerlukan contoh dan dorongan untuk maju.
"Kita harus bersatu dalam membangun bangsa dengan memberikan informasi dan kritikan yang membangun. Contoh-contoh sukses. Janganlah lagi `bads news is good news`, tapi juga `good news is good news`, kurangilah sedikit-sedikit `bad news" itu," kata Wapres Jusuf Kalla saat membuka diskusi "Masalah dan tantangan dunia penyiaran" di Jakarta, Senin.
Wapres mencontohkan saat ini tayangan media televisi hampir seragam dengan menayangkan berita-berita kekerasan, dunia tahayul dan sebagainya.
Menurut Wapres, berita-berita kekerasan justru akan memicu daerah lain untuk menirunya.
Wapres mencontohkan peristiwa kerusuhan Pilkada Tuban ataau bentrokan antara kampung di Palu dan sebagainya oleh televisi justru di nasionalkan.
"Kalau kontennya memang lokal ya dilokalkan. Jadi tidak semuanya dinasionalkan," kata Wapres.
Menurut Korbid Perhubungan Telekomunikasi dan Informasi (Hubtelkominfo) DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga, Indonesia membutuhkan informasi yang mencerahkan dan mencerdaskan bangsa.
"Tayangan-tayangan seperti mengeksploitasi sex atau selera-selera rendah justru menjadi pembodohan," kata Theo.
Menurut Theo, TV lokal harus bisa menjadi pendorong semangat dan budaya lokal untuk maju. (*)
Copyright © ANTARA 2007