Jakarta (ANTARA News) - Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E-LIPI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 akan mencapai kisaran 6 hingga 6,5 persen dibanding target pemerintah sebesar 6,8 persen. Koordinator Tim Kajian P2E-LIPI, Latif Adam melalui keterangan tertulis LIPI yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan, ada berbagai alasan pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak akan setinggi seperti yang ditargetkan pemerintah. Lulusan S-3 School of Economic the University of Queensland Australia bidang ekonomi industri itu memperkirakan, penurunan pertumbuhan ekonomi global dan tingginya harga minyak di pasar internasional, menyebabkan pertumbuhan ekonomi 2008 tak setinggi target pemerintah. Penurunan pertumbuhan ekonomi global itu akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia pada tahun 2008. Selain pertumbuhan ekonomi, P2E-LIPI juga memprediksi kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2008 pada beberapa variabel penting yaitu nilai tukar, inflasi, harga minyak, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pengangguran, kemiskinan, neraca perdagangan, dan investasi. Hasil kajian tim peneliti P2E-LIPI selama sekitar dua bulan terakhir menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah pada 2008 akan berada pada kisaran Rp9.200-Rp9.400 per dolar AS, tingkat inflasi antara 6,3 - 8,4 persen, harga minyak antara 72 hingga 90 dolar AS per barel, dan suku bunga SBI antara 7,7 - 8,8 persen. Hasil kajian juga merekomendasikan pentingnya peran pemerintah untuk mampu menciptakan kebijakan ekonomi yang utuh dan harmonis. Mengembangkan permintaan dalam negeri melalui penguatan sektor pertanian, percepatan investasi, dan lebih mengefektifkan sektor fiskal, adalah beberapa alternatif yang dapat membantu tumbuhnya perekonomian. Secara lebih lengkap, P2E-LIPI akan memaparkan hasil kajiannya pada Senin (17/12) pukul 13:00 WIB di lantai IV Gedung Widya Graha LIPI Jakarta. Selain memaparkan prospek perekonomian Indonesia tahun 2008, P2E juga akan memaparkan hasil kajian tentang Evaluasi Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007