New York (ANTARA) - Serangan pembakaran pada akhir pekan lalu terhadap satu masjid di Negara Bagian Connecticut, AS, telah mengakibatkan kerusakan besar, kata satu badan resmi Turki pada Senin (13/5).
Di dalam satu pernyataan, Atase Urusan Agama di Konsulat Jenderal Turki di New York mengatakan penyelidikan sedang dilakukan mengenai penyebab kebakaran di Masjid Diyanet di Kota New Haven dan upaya terus dilakukan untuk membekuk para pelakunya.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 16.00 Minggu waktu setempat, hari ketujuh Ramadhan, bulan suci saat umat Muslim berpuasa pada siang hari dan beribadah selama satu bulan. Puasa Ramadhan adalah satu dari kelima Rukun Islam.
Hadiah sebesar 2.500 dolar AS telah ditawarkan buat pemberi keterangan yang akan menghasilkan penangkapan atau pengakuan para pelaku, kata beberapa pejabat.
Pernyataan itu mengatakan api berawal di pintu masuk masjid dan mencapai lantai tiga melalui sisi luar bangunan, demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa malam.
Peristiwa tersebut membuat sedih masyarakat Turki di Amerika Serikat, terutama di New Haven, tambah pernyataan itu.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebut kebakaran tersebut "perbuatan keji" dan mengatakan para pelakunya mesti ditemukan dan "dihukum secepatnya".
"Pembakaran di Masjid Diyanet di #NewHaven selama Ramadhan adalah contoh lain meningkatnya #Islamfobia di dunia. Tak-adanya korban jiwa adalah satu-satunya yang melegakan hati kami," kata Cavusoglu.
Menteri tersebut juga menyerukan pendirian yang bersama melawan Islamfobia dan rasisme.
Juru Bicara Partai Pembangunan dan Keadilan (AK), yang memerintah di Turki, Omer Celik juga bereaksi terhadap serangan itu di dalam cuitan pada Selasa, dan mengatakan kebencian tak memiliki perbatasan.
Celik mengatakan ideologi kebencian saat ini ditujukan ke masjid, tapi secara bertahap akan menyebar ke semua tempat.
"Mereka yang memperlakukan Islam sebagai musuh, meracuni semua nilai kemanusiaan," ia menegaskan,
Sumber: Anadolu Agency
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019