Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar para delegasi yang terlibat dalam sidang Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) tidak mengecewakan dunia. Hal tersebut dikemukakan Presiden Yudhoyono dalam sidang pleno UNFCCC di Nusa Dua, Bali, Sabtu siang, menyusul serangkaian perundingan yang alot sehingga sidang mundur dari waktu yang telah ditentukan. "Dunia menanti dengan gelisah. Dunia menyaksikan. Saya mohon jangan mengecewakan mereka," katanya. Kepala Negara mengatakan bahwa dunia sedang menyaksikan saat ini dan sejarah akan mencatat peristiwa itu. Generasi masa depan akan mengingat apakah para delegasi akan menangkap peluang atau justru membiarkannya lepas. "Upaya mencari terobosan adalah tugas kita. Kita tidak boleh gagal," katanya. Menurut Presiden, ada tiga hal yang akan mendorong tercapainya kesepakatan yaitu semangat untuk bekerja sama, komitmen dan fleksibilitas. "Negara maju dan negara berkembang harus melakukan lebih berdasarkan kemampuannya," katanya. Kepala Negara mengatakan bahwa pemilihan kata yang telah dipertimbangkan dalam penyusunan draf Bali Roadmap oleh para delegasi telah membimbing semua pihak menuju jalan yang benar. "Ada kata-kata yang harus dipilih dengan hati-hati demi mencapai kata-kata sepakat. Dan hal terburuk yang bisa terjadi adalah proyek besar kemanusiaan ini gagal karena kita tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat," katanya. Lebih lanjut Presiden mengingatkan bahwa Bali Roadmap penting untuk memandu dunia menuju suatu kesepakatan nyata di Kopenhagen, dua tahun mendatang. "Ini berarti aksi, sumber daya dan tenggat waktu yang nyata," katanya. Tanpa peta jalan yang tepat, lanjut dia, mungkin tujuan yang diharapkan tidak akan pernah tercapai. Pidato Presiden Yudhoyono tersebut memperoleh sambutan sangat meriah dari para delegasi. Sidang UNFCCC yang diikuti oleh sedikitnya 189 negara guna membahas sistem pengaturan baru penurunan emisi pasca periode pertama Protokol Kyoto telah mundur satu hari dari jadwal. Sidang yang harusnya selesai pada Jumat (14/12) itu hingga Sabtu (15/12) belum dapat menyepakati suatu peta jalan menuju 2009. Guna mendorong para delegasi maka Presiden Yudhoyono dan Sekjen PBB Ban Ki Moon berpidato dalam sidang pleno. Kedua tokoh itu meminta para delegasi tidak melupakan cita-cita mulia untuk menyelamatkan bumi dari dampak perubahan iklim. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007