Wisatawan milenial memiliki ‘power’ karena mereka 'besar dan berisik' tapi belum dilayani dengan baik. Hal inilah yang akan dilakukan Kemenpar, yakni memfasilitasi kesediaan pariwisata terbaik bagi kaum milenial
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya ngabuburit bersama pelaku bisnis digital dan 100 anak muda millenial dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dalam acara Millennials Tourism Corner.
Menpar Arief Yahya dalam acara yang digelar di Upnormal Coffee Roaster Wahid Hasyim, Jakarta, Selasa mengatakan, tiga hal yang perlu diadakan untuk menarik kunjungan wisatawan milenial yakni TVC milenial, destinasi milenial, serta event yang seluruhnya harus memenuhi kebutuhan kaum milenial yakni kebutuhan untuk diakui di sosial media.
"Selera milenial itu bagi saya aneh. Mereka menyukai tempat-tempat tidak biasa hingga cara memperkenalkan sebuah daerah yang tidak biasa. Tapi anehnya hal tersebut disukai. Jadi, kaum milenial sebaiknya diberi kebebasan untuk menentukan sendiri konten publikasi, destinasi, dan event yang ingin mereka kunjungi, " katanya.
Wisatawan milenial memiliki potensi yang besar untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata. Mereka bisa mempromosikan pariwisata dengan cara meng-upload foto destinasi yang dikunjungi. Dalam waktu yang sama, mereka juga bisa membangun ekosistem pariwisata.
"Wisatawan milenial memiliki ‘power’ karena mereka 'besar dan berisik' tapi belum dilayani dengan baik. Hal inilah yang akan dilakukan Kemenpar, yakni memfasilitasi kesediaan pariwisata terbaik bagi kaum milenial," lanjut Menpar.
Ketua Tim Percepatan Milenialls Kemenpar Gabriella Patricia mengatakan tim yang dipimpinnya itu dibentuk untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang banyak dilakukan oleh kaum milenial.
"Kaum milenial diharapkan bukan hanya sebagai pelaku wisata tapi juga sebagai ekosistem pariwisata sehingga promosi pariwisata yang dilakukan bisa berdampak lebih besar lagi," ujar Gabriella.
Sementara itu, Co-Founder Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan bahwa pertumbuhan kaum milenial begitu besar. Saat ini, 30 persen pekerja Indonesia adalah kaum milenial.
Pada 2020 akan ada 50 persen pekerja kaum milenial. Sementara pada 2030, akan ada 75 persen pekerja kaum milenial.
"Kita bisa mempelajari kebiasaan mereka yang menyukai sesuatu yang mudah. Biasanya mereka lebih percaya rekomendasi dari teman dibanding iklan," kata Gaery.
Dilanjutkannya, layanan aplikasi mobile yang dikembangkan oleh tiket.com belakangan ini merupakan hasil telaah dari penelitian yang menyebutkan bahwa kaum milenial lebih suka melakukan perencanaan pariwisata menggunakan handphone.
Masih dari sisi sosial media, Manajer Penjangkauan Politik dan Pemerintah Facebook Noudhy Valdryno mengatakan bahwa Jakarta merupakan kota paling instragamable.
"Jakarta itu menarik bagi para milenial. Di Jakarta, kita bisa melakukan berbagai aktivitas menarik yang bisa di upload," jelas Noudhy.
Noudhy mengimbau agar peserta Milenial Tourism Corner untuk merekam dan memviralkan berbagai destinasi pariwisata di Indonesia. Hal tersebut dinilai dapat membantu Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019