Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu pagi, kembali mengawal jalannya sidang pleno "Bali Roadmap" guna mendorong perundingan dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) secara langsung menyusul alotnya perundingan. Sekitar pukul 09.30 WITA, Kepala Negara dengan didampingi antara lain Seskab Sudi Silalahi, Menko Kesra Aburizal Bakrie dan Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, menuju ke lokasi perundingan di Bali International Convention Centre (BICC). Sementara itu, di ruang sidang pleno para delegasi masing-masing negara sibuk berupaya mencari jalan tengah yang dapat diterima semua pihak untuk menghindari kegagalan menyepakati poin-poin yang akan menjadi acuan (Bali Roadmap) pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan Presiden COP-13 Rachmat Witoelar tampak melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah delegasi guna mencari titik temu. Pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 WITA, Presiden Yudhoyono melakukan pertemuan tertutup dengan Rachmat Witoelar dan Sekjen UNFCCC Yvo de Boer selama sekitar 30 menit. "Terus terang mata dunia melihat pada konferensi ini dan bagi kita sudah menjadi kewajiban serta tanggung jawab moral untuk untuk mencapai sesuatu. Karena itu saya senang semangat masih cukup tinggi," ujarnya. Presiden mengatakan, dalam rangkaian negosiasi yang panjang itu sesungguhnya telah dicapai sejumlah kesepakatan yang belum pernah dicapai sebelumnya walaupun memang ada satu atau dua hal yang belum selesai. Kepala Negara mengatakan bahwa dalam pertemuan mendadak itu ia memberikan semangat pada para pemimpin perundingan di Bali ini untuk bisa berbuat apapun juga yang bisa dilakukan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa satu dua isu yang masih dibahas dengan alot ternyata telah memasuki proses pencarian kata-kata. UNFCCC digelar di Bali, 3-14 Desember dan diikuti delegasi dari 189 negara yang membahas mengenai sistem pengaturan baru perubahan iklim pasca periode pertama Protokol Kyoto, 2012. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007