NPL perbankan kita masih sangat wajar yakni 2,57 persen dari 2,23 persen Maret 2018. Jadi, meskipun ada bencana gempa, NPL kita masih normal

Palu (ANTARA) - Perkembangan dunia perbankan di Sulawesi Tengah pada 2019 tetap tumbuh positif meski sebelumnya di daerah itu terjadi gempa disusul tsunami dan likuefaksi yang menerjang Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong pada 28 September 2018.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah Gamal Abdul Kahar, dalam buka puasa bersama di Palu, Selasa, mengatakan dari sisi aset, kredit dan dana pihak ketiga, semuanya tumbuh positif pada periode Maret 2018 - Maret 2019.

Dari sisi aset misalnya, tumbuh sebesar 4,88 persen dari Rp34,9 triliun pada Maret 2018 naik menjadi Rp36,6 triliun pada Maret 2019.

Aset tersebut, kata Gamal, bersumber dari 24 bank umum yang beroperasi di Sulteng dengan didukung 1.155 jaringan kantor.

Demikian halnya kredit, juga berkembang hingga mencapai 4,7 persen dari Rp26,7 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp28 triliun pada Maret 2019.

Gamal mengakui pertumbuhan kredit tersebut masih jauh di bawah pertumbuhan kredit rata-rata nasional sebesar 11,50 persen.

Masih rendahnya kredit tersebut karena umumnya bank fokus pada perbaikan kualitas kredit pascabencana alam sehingga lebih selektif dalam menyalurkan kredit.

Sementara dana pihak ketiga, kata Gamal, juga berkembang signifikan hingga mencapai 10,5 persen dari sebelumnya Rp19 triliun naik menjadi Rp21 triliun pada Maret 2019.

Dari sisi kredit macet atau NPL, sedikit mengalami kenaikan 0,34 persen atau sebesar Rp95,4 miliar dibanding periode Maret 2018.

"NPL perbankan kita masih sangat wajar yakni 2,57 persen dari 2,23 persen Maret 2018. Jadi, meskipun ada bencana gempa, NPL kita masih normal," katanya.

Gamal mengatakan pascagempa disusul tsunami dan likuefaksi di empat daerah di Sulteng, kredit masyarakat tetap dalam hitungan lancar oleh bank.

Meski demikian, Gamal mengatakan Ia belum memperoleh data detail secara lengkap mengenai kredit bermasalah akibat bencana alam pada 28 September 2018.

Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019