Nakhon Ratchasima (ANTARA News) - Ketua Umum KON-KOI Rita Subowo di Nakhon Ratchasima, Jumat, mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyampaikan ucapan selamat kepada kontingen Indonesia yang berhasil memperbaiki peringkat urutan kelima menjadi keempat di SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima. "Tapi saya dapat telefon dari Bapak Presiden yang menyampaikan ucapan selamat kepada kontingen Indonesia yang sudah berjuang di Thailand," kata Rita yang didampingi Ketua Satgas Achmad Sucipto dan Humas KONI Atal Depari di Main Press Center (MPC). Menurut Rita, Presiden memang sempat mengkhawatirkan posisi kontingen Indonesia yang masih berada di peringkat bawah pada awal-awal pertandingan karena memang cabang yang menjadi andalan Indonesia belum dipertandingkan. Kontingen Indonesia dipastikan berada di urutan keempat SEA Games karena dengan perolehan sementara 54 emas sampai Jumat, sehari menjelang penutupan, sudah tidak akan terkejar lagi oleh saingan terdekat yang juga juara bertahan Filipina. "Memang masih ada beberapa pertandingan seperti di cabang tenis, voli pantai, dan loncat indah. Diharapkan masih ada tambahan medali," katanya. Perolehan 54 medali sebenarnya masih jauh dari target semula, yaitu sekitar 70 medali, tapi menurut Rita, target lain yang lebih penting juga sudah tercapai, yaitu memperbaiki peringkat secara umum. Meski dari jumlah pencapaian medali tidak mencapai target, namun yang paling menggembirakan, menurut Rita yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PB PBVSI), adalah pecahnya beberapa rekor, di antaranya di cabang atletik melalui Suryo Agung Wibowo dan angkat besi melalui Sandow Weldemar Nasution. Dengan pemecahan rekor tersebut, Suryo Agung dan Weldemar lolos kualifikasi Olimpiade Beijing 2008. Mengenai perolehan medali emas yang tidak mencapai target, Rita mengakui bahwa pihaknya sebenarnya masih belum bisa berpuas diri karena posisi Indonesia sekarang jauh dari sebelumnya ketika menjadi kekuatan utama di Asia Tenggara. "Kita sebenarnya masih jauh dari berhasil karena target yang seharusnya adalah mengembalikan dominasi di Asia Tenggara seperti waktu sebelumnya," katanya. Sejak SEA Games digelar pertama kali pada 1977 di Malaysia, Indonesia bersama Thailand secara bergantian menjadi juara umum di pesta olahraga dua tahunan itu. Prestasi tersebut secara perlahan tapi pasti mulai memudar, dimulai dari SEA Games 1999 di Brunei, 2001 di Kuala Lumpur, dan 2002 di Hanoi. Puncaknya terjadi di SEA Games Manila 2005 ketika Indonesia untuk pertama kali dalam sejarah, terpuruk di peringkat kelima. Sementara itu Ketua Satgas Pelatnas Achmad Sucipto juga memberikan penjelasan atas banyaknya kritikan terhadap kontingen yang sebagian besar masih diperkuat oleh atlet-atlet senior sebagai akibat tidak berjalannya regenerasi. "SEA Games adalah sebuah event yang terbuka untuk siapa saja, jadi tentu tidak pas bila dilakukan diskriminasi terhadap atlet senior. Dalam kenyataannya, memang belum ada atlet muda yang muncul untuk menggantikan mereka," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007