" Dari Tegalluar (stasiun akhir kereta cepat) ke Kertajati kurang lebih hanya 60 Km, jadi kalau kita sambung area jalan tolnya sudah ada, tidak usah membebaskan lahan tinggal melipir, teknologinya sudah ada di sini dan jaraknya dekat dengan rumus model bisnis plan yang sama, saya kira bisa dilanjutkan," kata Ridwan Kamil di Walini, Kabupaten Bandung Barat, Jabar pada Selasa.
Ridwan berharap Bandara Kertajati suatu hari sangat padat, karena terkoneksi dengan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Kalau memang ini menjadi sebuah model, kita jadikan standar untuk menghubungkan pusat-pusat strategis lainnya," tutur Gubernur yang akrab disapa Kang Emil tersebut.
Sebelumnya Ridwan Kamil ingin adanya kereta api ringan atau light rail transit (LRT) sebagai transportasi penghubung antara stasiun akhir kereta cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar dengan Kota Bandung.
Rel LRT sepanjang 2,7 Km akan tersambung ke rel yang sudah ada atau existing rail di Stasiun akhir kereta cepat Jakarta-Bandung yakni Tegalluar. Menurut dia, LRT tersebut akan memudahkan wisatawan dan tamu yang menggunakan kereta cepat untuk bisa langsung mengunjungi Kota Bandung.
Gubernur Jabar itu berharap pembangunan LRT tersebut bisa rampung bersamaan dengan tuntasnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung l. Selain itu, proyek LRT ini juga bisa rampung bersamaan dengan selesainya pembangunan Masjid Raya Jawa Barat.
Ridwan menambahkan nantinya akan ada stasiun transit di persis di dekat Masjid Raya Jawa Barat, mengingat masjid ini akan menjadi pusat wisata Kota Bandung. Gubernur menyatakan tidak akan sungkan untuk turun langsung mendesain proyek stasiun tersebut, bersama dengan PT KAI.
Baca juga: Gubernur Jabar: Kereta cepat memungkinkan pembangunan kota baru Walini
Baca juga: LRT terkoneksi kereta cepat, Gubernur Jabar: Pilihan paling murah
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019