Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Boediono, mengemukakan bahwa pemerintah mengupayakan adanya pengurangan ketergantungan industri kepada Bahan Bakar Minyak (BBM), sehingga ke depan tidak akan terganggu dengan meroketnya harga minyak. "Akan kita lihat apa yang bisa mendukung dan mempermudah industri untuk mengkonversi bahan bakar dari BBM ke non BBM," kata Menko Perekonomian Boediono di Jakarta, Jumat. Menurut dia, dukungan atau kemudahan dari pemerintah tidak harus dalam bentuk fasilitas dana tetapi bisa saja dalam bentuk lainnya. "Memang mesti ada aturan-aturan yang harus kita sederhanakan sehingga bisa mendorong dan memfasilitasi konversi itu," katanya. Ketika ditanya kemungkinan membebaskan bea masuk alat-alat terkait konversi, Boediono mengatakan, kemungkinan itu terbuka untuk diterapkan. Menurut Boediono, saat ini pemerintah tengah menyiapkan Perpres tentang Kebijakan Pengembangan Industri Nasional. "Ini dalam rangka strategi industri, itu akan memuat prioritas-prioritas industri, lalu berbagai fasilitas yang kita berikan untuk mendukung (fiskal dan non fiskal), dan proses atau tata caranya," katanya. Ketika ditanya prioritasnya apa saja, Boediono mengatakan, tunggu saja tetapi jumlahnya cukup banyak. Sementara itu berkaitan dengan penyediaan kebutuhan pokok masyarakat, Boediono mengatakan, saat ini pemerintah memberi perhatian kepada empat komoditas yaitu beras, gula pasir, minyak goreng, dan bahan bakar. "Empat komoditas itu merupakan yang paling dibutuhkan sebagian besar masyarakat karena itu kita putuskan perhatian ke sana," katanya. Menurut dia, perhatian pemerintah pada masa depan bisa saja bertambah pada komoditas lain, namun saat ini pada empat komoditas. "Kalau terlalu banyak membagi perhatian malah nanti tidak efektif, yang penting itu dulu deh. Ke depan, kalau diperlukan kita perluas," katanya. Pemerintah akan berupaya menjaga stabilitas harga pada empat komoditas itu dengan pengadaan atau produksi yang cukup, dan distribusi yang lancar. "Semua itu memerlukan koordinasi dan sinkronisasi langkah, tidak hanya konsep saja," kata Boediono. Sementara itu mengenai rencana pengalihan penggunaan premium ke pertamax, Boediono mengatakan, pemerintah saat ini tengah meneliti berbagai hal terkait rencana itu. "Pokoknya kita lihat jangan sampai nanti ada langkah yang kemudian justru menimbulkan beban yang berlebihan. Intinya semua opsi diperhatikan," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007