Jakarta (ANTARA) - Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Dr. Mohamad Hery Saripudin mengatakan Indonesia menyambut baik seruan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman untuk mempromosikan Islam moderat.
Berbicara sebagai tamu kehormatan di acara buka puasa yang diselenggarakan harian Arab News di Hotel Assila, Jeddah, Minggu, Hary mengatakan bahwa visi pangeran mahkota tentang Islam moderat sejalan dengan konsep Indonesia tentang Islam Wasatiyyah.
"Kami percaya pada Islam Wasatiyyah (Islam yang moderat) yang menerapkan praktik agama Islam moderat sebagai upaya mencegah penyebaran ekstremisme," ujar Hery dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa orang Indonesia memiliki ikatan khusus dengan Arab Saudi.
"Indonesia mengirimkan jemaah haji terbesar setiap tahunnya. Tahun ini, 231.000 orang Indonesia akan menunaikan ibadah Haji. Tahun lalu, sekitar 1,2 juta Muslim Indonesia berangkat Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah Umrah. Jumlah jamaah umrah Indonesia menduduki posisi kedua setelah Pakistan," kata Hery
Dengan demikian, lanjut dia, sekitar 100.000 orang Indonesia mengunjungi Jeddah, Mekah dan Madinah setiap bulan. Sementara tahun lalu, jumlah jamaah haji Indonesia mencapai 221.000.
"Haji dan Umrah telah memainkan peranan penting dalam membangun hubungan antara Arab Saudi dan Indonesia," kata Hery.
Unsur penting dari hubungan yang baik antara Indonesia dan Arab Saudi adalah hubungan antara orang ke orang atau people to people, ujar dia.
"Peziarah Indonesia memainkan peranan penting dalam memperkuat ikatan. Peziarah Indonesia menghabiskan waktunya hampir 70 hari dan berinteraksi dengan penduduk Saudi setempat. Ini membantu menyatukan kedua bangsa," tambahnya.
Saat melaksanakan ibadah Haji dan Umrah, lanjut Hery, masyarakat Indonesia selalu berbelanja souvenir atau oleh-oleh dari Arab Saudi untuk mereka bagikan kepada keluarga maupun kolega mereka di tanah air. Hal tersebut membuat masyarakat Indonesia memiliki ikatan hubungan dengan Arab Saudi.
Ia mengatakan hubungan kedua negara memiliki sejarah panjang.
"Jauh sebelum kunjungan bersejarah Raja Salman ke Jakarta pada Maret 2017, Arab Saudi adalah salah satu negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia," ujar Hery.
"Kami menerima izin dari Dewan Shoura terkait sistem kartu hijau (tempat tinggal). Kami telah memiliki banyak sekali pertanyaan dari para pebisnis dan ekspatriat Indonesia tentang insentif baru yang ditawarkan oleh Arab Saudi, yang akan meningkatkan iklim bisnis. Sistem kartu hijau baru ini adalah langkah yang sangat signifikan untuk hubungan Indonesia dan Arab Saudi ke arah yang lebih baik lagi," kata dia.
Sejumlah besar warga negara Indonesia dan orang-orang keturunan Indonesia di Kerajaan telah beradaptasi dengan budaya Saudi. Hal tersebut telah menjadi jembatan yang kuat dalam memperkuat hubungan bilateral, tambah Konjen.
"Kami mengundang Arab News untuk membantu kami melacak jejak diaspora Saudi-Indonesia di kedua negara," katanya
Ia mengatakan media adalah bagian penting dalam mempromosikan hubungan baik antara Indonesia dan Arab Saudi.
Baca juga: KJRI Jeddah kawal pemulangan jenazah paman Jokowi
Baca juga: KJRI Jeddah optimistis Indonesia Expo tingkatkan kemitraan ekonomi
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019