"Sebetulnya ada soal-soal yang ragu jawabnya, terutama yang Bahasa Indonesia. Terkejut, ternyata dapat nilai 100," katanya di Solo, Selasa.
Ia mengatakan nilai 100 tersebut diperolehnya pada mata pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
Ia mengatakan awalnya tidak menargetkan memperoleh nilai sempurna tersebut. Awalnya siswa kelas XII A6 tersebut memprediksi akan memperoleh nilai sekitar 80-an.
Mengenai keberhasilannya tersebut, siswa asal Wirogunan RT 02 RW 03, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo ini tidak memiliki tradisi khusus dalam belajar.
"Saya hanya memperbanyak latihan mengerjakan soal-soal UN. Waktu belajarnya biasa, kalau ada waktu longgar baru digunakan untuk belajar," katanya.
Bahkan, ia mengaku tidak mengikuti les atau bimbingan belajar karena anak pertama dari empat bersaudara ini memiliki keterbatasan dalam biaya.
Ia mengatakan ayahnya yang bernama Ahmad Kusnanto telah meninggal dunia saat Hafidh duduk di kelas tiga SMP. Sedangkan ibunya yang bernama Supadmi hanya bekerja sebagai penjual mainan di depan SD di kawasan Kartasura.
"Selama ini ibu yang membiayai sekolah saya dan adik-adik. Pakde juga membantu," katanya.
Untuk pendidikan di perguruan tinggi, saat ini ia sudah dinyatakan lolos pada seleksi mahasiswa baru di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta melalui jalur undangan bagi siswa berprestasi atau SNMPTN.
"Saya juga ikut program bidikmisi. Harapannya ke depan bisa membantu ibu mengangkat derajat keluarga," katanya.
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019