Nusa Dua (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) tengah mengkaji berbagai cara untuk mengembangkan suatu dana karbon setelah periode pertama komitmen Protokol Kyoto berakhir pada tahun 2012, langkah ini disebut sebagai realisasi niat ADB membantu negara-negara anggotanya menghadapi isu perubahan iklim. Wakil presiden ADB, Ursula Schaefer-Preuss, di Nusa Dua, Jumat, menyebutkan pihaknya sangat berkeinginan bisa membantu mengatasi persoalan iklim yang berubah, termasuk di antaranya dengan membuat sebuah skema pendanaan karbon pada masa mendatang. "Dana akan jadi alat utama. Dana itu akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek energi bersih sesuai ketentuan kredit karbon yang akan dikembangkan pasca 2012, hingga satu kesepakatan internasional yang baru akan tercapai," kata Schaefer-Preuss. Ia melanjutkan, "Perubahan iklim adalah tantangan global, dan kawasan Asia Pasifik perlu melakukan aksi kuat menghadapinya." Asia Pasifik adalah kawasan yang paling rentan terhadap dampak iklim yang berubah, separuh penduduk miskin dunia tinggal di sana. Kawasan Asia Pasifik juga diprediksi akan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang sangat masif pada masa mendatang, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan banyak menghasilkan emisi karbon. Saat ini, ADB mengelola Dana Karbon Asia Pasifik (APCF) yang berhasil mengumpulkan dana hingga 151,8 juta dolar untuk pendanaan program-program energi bersih di berbagai negara di Asia dan Pasifik. APFC adalah bagian dari Inisiatif Pasar Karbon ADB yang menargetkan efisiensi energi, energi bersih, dan proyek yang banyak berkontribusi terhadap lingkungan hidup. Dalam kesempatan itu, Schaefer-Preuss menyebutkan bahwa ADB meluncurkan Program Lingkungan Hidup dan Energi Bersih untuk mengisi ketimpangan pendanaan dengan pengetahuan dan kemitraan. ADB menargetkan program ini akan mendapat dana hingga satu miliar dolar per tahun untuk membiayai efisiensi energi sumber energi terbarukan. Berkantor pusat di Manila, Filipina, ADB berdiri sejak tahun 1966 dan kini beranggota 67 negara dari 48 kawasan. Tujuan utama lembaga finansial ini adalah mengurangi angka kemiskinan di Asia dan Pasifik lewat pembangunan ekonomi yang berkesinambungan mengupayakan perbaikan tingkat kemiskinan. Hingga tahun 2006, ADB telah menyetujui pinjaman dan bantuan pendanaan proyek hingga 8,5 miliar dolar dan bantuan teknis hingga sekitar 242 juta dolar.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007