Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penilaian majalah Forbes yang menempatkan Aburizal Bakrie sebagai orang terkaya di Indonesia patut dihargai dan untuk pertama kalinya pribumi bisa menjadi orang terkaya. "Saya tak mau dikotomi soal pribumi atau non-pribumi. Tetapi ini untuk pertama kalinya dalam sejarah orang pribumi (Aburizal Bakrie) menjadi nomor satu, terkaya di Indonesia," kata Wapres Jusuf Kalla seusai shalat Jumat di Jakarta. Menurut Wapres, banyaknya orang kaya Indonesia seperti yang dilansir majalah Forbes justru menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. "Kita harus hargai itu. Artinya itu usaha keras, keberanian dan sebagainya. Dan berarti pertumbuhan ekonomi baik, jadi kemiskinan akan turun," kata Wapres. Menurut Wapres, dengan banyaknya orang kaya Indonesia, maka mereka akan menjalankan perusahaannya dengan baik. Dengan demikian akan terbuka lapangan kerja yang menampung para pengganguran. Pada akhirnya akan mempunyai efek mengurangi kemiskinan. Ketika ditanyakan soal ganti rugi korban lumpur Lapindo, Wapres dengan cekatan mengatakan soal ganti rugi korban lumpur Lapindo sudah dilakukan sesuai dengan perjanjian yang sudah ada. "Dengan itu (Bakrie terkaya) membuktikan semua pasti dibayar. Toh cuma sekitar Rp3,4 triliun. Jadi masyarakat Sidoarjo tak usah kawatir," kata Wapres. Ketika ditanya soal kekayaan Wapres Jusuf Kalla yang menurut majalah bisnis itu hanya menempati urutan 30 dan Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud diurutan 24, Wapres dengan cepat mengatakan: "Kalau digabung (kekayaan JK dan Aksa) - kan tinggi juga," kata Wapres sambil tertawa. Menurut Wapres, banyaknya orang kaya Indonesia harus dijaga terus supaya berkembang lebih baik. Wapres menilai hal itu bisa terjadi karena adanya pertumbuhan ekonomi yang baik. (*)

Copyright © ANTARA 2007