Jakarta (ANTARA News) - "Bulan pada malam dan mentari pada siang", kesetiaan seperti itulah yang diabdikan Diah Iskandar untuk musik orkestra. Artis senior yang terkenal lewat program musik orkestra Chandra Kirana TVRI di era 1970-an, hingga kini masih aktif menyanyi dan bahkan giat mencari bibit-bibit baru penyanyi orkestra. Sekarang ini, katanya, orkestra di Indonesia mungkin hanya empat. Ia menyebutkan beberapa nama pimpinan, termasuk Andi Rianto (Magenta Orchestra) dan Addie MS (Twilight Orchestra). "Di luar itu mungkin ada 1-2, tetapi jarang terdengar atau tidak bisa dibilang aktif," katanya. Menurut Diah, Indonesia sebagai sebuah negara harus memiliki kelompok musik orkestra yang disegani di dalam maupun luar negeri, dan itu belum tampak pada masa sekarang. Oleh karena itu, ia sejak lama telah mencari bibit baru di berbagai daerah Tanah Air. "Sebenarnya sangat banyak, baik musisi maupun penyanyi, hanya saja tidak ada penampungnya," katanya. Diah berharap pemerintah, secara khusus Depkominfo sebagai instansi pengganti Departemen Penerangan, mulai kembali peduli pada pertumbuhan musik orkestra. "Dulu, kita banyak mendapat bantuan dan sokongan dari Deppen. Sekarang kan udah enggak ada, ya seharusnya Kominfo," katanya. Di mata Diah, melalui Kelompok Musik Orkestra Nasional yang kuat dan bereputasi internasional, harkat dan martabat bangsa Indonesia dapat ditingkatkan di pergaulan negara-negara di dunia. Ketika diminta berpendapat tentang perkembangan musik di Tanah Air saat ini, ia mengatakan pertumbuhannya sangat bagus, terutama karena banyaknya bermunculan band-band pop dalam satu dekade terakhir. "Sayangnya, jarang sekali atau hampir tidak ada yang mampu membuat karya abadi. Coba perhatikan, lagu-lagu sekarang cuma terkenal (hits) beberapa saat kemudian tenggelam," kata Diah Iskandar, yang juga ketua umum STARINA (Solidaritas Artis Indonesia, organisasi semacam PAPPRI). (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007