Beijing (ANTARA) - Lawakan dengan menggunakan materi gempa bumi yang dibawakan oleh seorang pelawak ternama di China tidak bisa dimaafkan khalayak.
Zhang Yunlei "tersiram air panas" pada peringatan 11 tahun peristiwa gempa bumi di Wenchuan, Provinsi Sichuan, Minggu (12/5), tulis media resmi setempat, Selasa.
Pada peringatan bencana alam yang menewaskan lebih dari 69 ribu orang itu video penampilan pelawak pria berusia 27 tahun itu kembali muncul di media sosial Sina Weibo.
Dalam tayangan video tahun 2018 itu, Zhang "ngelaba" tentang tiga perempuan bersaudara yang menikah dengan ketiga pria asal Tangshan, Wenchuan, dan Yushu Tibetan. Ketiga kabupaten di Provinsi Hebei, Provinsi Sichuan, dan Provinsi Qinghai itu rusak parah diguncang gempa beberapa tahun yang lalu.
Zhang sudah meminta maaf di Sina Weibo. "Meskipun itu penampilan tahun lalu, saya tidak peduli dengan waktu dan apa pun atas penampilan itu, karena semuanya tidak baik....Seharusnya saya berhati-hati dalam mengambil contoh sesuatu sehingga bisa mengingatkan penderitaan masyarakat dalam penampilan saya..."
Sayangnya, permintaan maaf Zhang tersebut tidak mampu memadamkan amarah publik.
Bagi warga Provinsi Sichuan, tanggal 12 Mei merupakan peringatan atas kematian kerabat mereka yang menjadi korban gempa bumi pada 2008.
Seorang warganet yang mengaku berasal dari Sichuan menyatakan tidak mau mamaafkan Zhang.
Komite Sentral Partai Komunis China Bidang Politik dan Hukum dalam pernyataannya di laman chinapeace.gov.cn mengatakan bahwa siapa saja yang berkecimpung di dunia hiburan harus mengutamakan etika.
Pihaknya juga mengingatkan "public figure" lainnya di China agar belajar dari kesalahan Zhang dan tidak melukai perasaan masyarakat China dengan menjadikannya sebagai bahan hiburan, demikian laporan Global Times.
Semua informasi tentang penampilan Zhang hingga sebulan mendatang dihapus dari laman penjualan tiket terbesar di China, damai.cn.
Beberapa warganet mengunggah tangkapan layar laman tersebut.
Baca juga: Gempa di Sichuan, china, tewaskan 13 orang, termasuk 6 wisatawan
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019