Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik di Asia, Jumat, di tengah kepanikan setelah sebelumnya harga minyak merosot akibat skeptisme atas upaya bersama beberapa bank sentral mengurangi kesulitan likuiditas akibat kredit macet. Pada perdagangan pagi di New York, kontrak utama minyak jenis ringan untuk pengiriman Januari meningkat 32 sen menjadi 92,57 dolar AS pe rbarel. Harga kontrak itu turun 2,14 dolar untuk ditutup pada 92,25 dolar per barel di New York, KAmis. Harga minyak Laut Utara Brent juga lebih tinggi 41 sen menjadi 92,53 dolar setelah turun 1,90 dolar di perdagangan London, Kamis. "Saya fikir anda akan melihat kegugupan pasar saat ini," kata David Johnson dari Macquarie Securities di Hongkong. Harga minyak, Rabu, melonjak lebih dari empat dolar setelah rencana koordinasi lima bank sentral utama untuk mengurangi guncangan kredit macet dunia akan menolong perekonomian dunia dan sebagai hasilnya permintaan minyak naik. Inisiatif yang dipimpin Federal Reserve AS melibatkan bank sentral zona Euro, Inggris, Swiss, dan Kanada. Meskipun demikian, harga minyak kemudian kembali berada dalam perdagangan yang rentan karena para pedagang khawatir rencana itu tidak akan berjalan. "Fed terlihat aneh, perdagang di lantai buirsa tidak senang dan pasar energi terus menggelinding," kata Phil Flynn dari Alaron Trading. "Saya fikir garis besarnya cenderung menurun" karena kekhawatiran mengenai pelambanan ekonomi di AS dan kemungkinan di Eropa, kata Johnson kepada AFP. Di sinijuga muncul ketidakpastian mengenai berapa besar produksi minyak Organisasi Negar Pengekspor Minyak (OPEC), katanya. "Anda mungkin menemukan bahwa ada tambahan jutaan barel per hari ke dalam sistem pada akhir tahun," kat Johnson. Angka itu termasuk tambahan 500.000 barel per hari yang dikatakan OPEC akan diproduksi sejak 1 November. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007