Denpasar (ANTARA News) - Duta besar Polandia untuk Indonesia, Thomas Lukaszuk menilai Bali sangat sukses sebagai tuan rumah penyelenggara Konperensi internasional tentang perubahan iklim (UNDCCC) yang melibatkan 10.000 peserta utusan dari 189 negara. Dubes Lukaszuk mengatakan hal itu ketika mengantar Gubernur Provinsi Poznan, Polandia, Ryszard Grobelny yang mengadakan kunjungan kehormatan kepada Gubernur Bali Drs Dewa Beratha di Denpasar, Jumat. Kunjungan Gubernur Grobelny secara khusus kepada Gubernur Beratha sehubungan Provinsi Poznan, Polandia, terpilih menjadi tuan rumah konperensi yang sama tahun 2008. "Tahun depan kami dipilih menjadi tuan rumah kegiatan yang sama. Oleh sebab itu kami datang untuk mohon informasi dan pengalaman bagainama pengelola penyelenggaraan konperensi besar UNFCCC," ujar Ryszard Grobelny. Menurut Grobelny, menjadi tuan rumah konperensi UNFCCC selama dua minggu bukan pekerjaan yang mudah. Pasti banyak tantangan dan kerja keras yang harus dilakukan agar kegiatan internasional itu dapat berlangsung sukses dan aman. Manfaat, pengalaman serta promosi pariwisata yang tidak langsung mengenai daerah tujuan wisata Pulau Bali kepada masyarakat dunia merupakan timbal-balik yang sangat berharga. Ha yang mengesankan dirinya selama berada di Bali adalah aspek keamanan, kata Grobelny. "Sebagai delegasi UNFCCC kami puas dengan langkah-langkah pengamanan yang dilakukan Indonesia. Terus terang kami ingin belajar dari Bali cara mengelola persiapan kegiatan yang sangat besar, sekaligus juga promosi besar," ujar Grobelny. Terkesan atas kesuksesan itu, Grobelny secara khusus mengundang Gubernur Dewa Beratha untuk menyempatkan diri berkunjung ke Poznan sebelum mengakhiri masa jabatan 28 Agustus 2008. Gubernur Dewa Beratha menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas pujian yang diberikannya itu. Kesuksesan Bali sebagai tuan rumah konperensi UNFCCC tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras seluruh komponen masyarakat Bali bersama segenap komponen bangsa dan negara Indonesia. Semua itu dilakukan secara maksimal demi nama baik bangsa dan negara Indonesia di masa-masa mendatang. Gubernur Beratha mengakui, waktu untuk mengadakan persiapan relatif singkat, yakni enam bulan. Oleh sebab itu pentingnya perhatian pada aspek keamanan, mengingat peserta UNFCCC adalah para pejabat tinggi, para menteri, duta besar dan kepala negara. Bali dalam penyelenggaraan UNFCCC mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni pengerahan aparat keamanan dalam jumlah memadai di seluruh lokasi di Bali. "Dipilihnya kawasan pariwisata Nusa Dua sebagai tempat pelaksanaan UNFCCC, selain di lokasi itu tersedia sejumlah hotel berbintang serta tempat untuk menyelenggarakan pertemuan yang melibatkan ribuan orang, juga lebih memudahkan melakukan pengawasan untuk keamanan," ujar Gubernur Beratha. (*)
Copyright © ANTARA 2007