Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyetujui pembangunan tiga kilang "portable" (mudah dipindahkan) masing-masing berkapasitas 6.000 barel per hari yang akan memproses minyak mentah yang dihasilkan Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, Jawa Timur. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro usai membuka temu pemangku kepentingan migas Indonesia di Jakarta, Kamis, mengatakan langkah itu merupakan pilihan terbaik agar Blok Cepu dapat berproduksi sesuai target pada akhir 2008. "Prinsipnya, minyak bisa langsung dimanfaatkan," katanya. Opsi lainnya, seperti diproses di kilang milik Petrochina atau Humpuss, terkendala kurangnya prasarana pipa dari blok ke kilang tersebut. Belum lagi, lanjutnya, masalah pembebasan tanah yang membutuhkan waktu lama. Menurut Purnomo, pembangunan kilang "portable" itu bisa dilakukan Pertamina dan ExxonMobil, pihak ketiga atau Pertamina sendiri. Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso mengatakan opsi kilang "portable" sudah dipresentasikan pengelola Blok Cepu. "Kilang ini biasa digunakan di luar negeri, khususnya buat daerah terpencil," ujar Luluk. Sejumlah investor sudah menyatakan tertarik membangun kilang tersebut. Sementara itu, Wakil Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) Abdul Muin mengatakan kemungkinan besar kilang "portable" dibangun pihak swasta. "Jadi, Pertamina dan Exxon akan bekerja sama dengan investor tersebut," katanya. Sebelumnya, PT Pertamina EP Cepu menyatakan pihaknya akan menggandeng investor swasta lokal dalam membangun kilang "portable" itu. Dirut Pertamina EP Cepu Hestu Bagyo memperkirakan kebutuhan dana kilang "portable" mencapai 50 juta dolar AS. Minyak Banyuurip ditargetkan mulai berproduksi pada akhir 2008 sekitar 10.000 barel per hari dan meningkat menjadi 160.000 barel per hari pada 2010. Blok Cepu dikelola Komite Operasi Bersama Pertamina dan ExxonMobil dengan kepemilikan saham 45 persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil dan 10 persen BUMD.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007