Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merencanakan membangun jalan bersusun untuk mengatasi kemacetan di ibukota, kata Gubernur Provinsi DKI Jakarta Fauzi Bowo, Kamis.
Saat menyampaikan paparan kepada rombongan Komisi V DPR di Balaikota, Jakarta, gubernur menggambarkan bahwa ibukota nantinya akan dipenuhi jalan layang atau jalan susun, yang merupakan salah satu alternatif pembangunan jalan akibat sulitnya membebaskan tanah dan tingginya harga ganti rugi.
Menurut gubernur, dalam pembebasan tanah, harganya bisa mencapai lima kali lipat dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sehingga alternatifnya pembangunan jalan dilakukan di atas.
"Dengan demikian di Jakarta tidak hanya rumah susun saja yang dibangun, tapi jalan juga dibangun dengan sistem susun," kelakar Fauzi.
Dijelaskannya bahwa luas jalan di DKI Jakarta kini hanya 6,2 persen dari luas ibukota 650 kilometer persegi, padahal idealnya luas jalan 10 persen sampai 14 persen. Sementara itu, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta saja pada akhir 2007 ini mencapai 5,7 juta unit.
Kemacetan yang selama ini terjadi diakibatkan pertumbuhan jalan yang tidak seimbang dengan pertumbuhan kendaraan bermotor.
Dijelaskan Fauzi Bowo, pertumbuhan jalan di DKI Jakarta hanya 0,01 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan kendaraan lima tahun terakhir ini 9,5 persen per tahun.
"Setiap hari rata-rata 1.027 unit permohonan STNK baru dengan rincian 236 mobil dan 891 sepeda motor," jelasnya.
Selain kendaraan di DKI sendiri yang mencapai 5,7 juta unit belum, juga 700 ribu unit kendaraan dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) masuk ke wilayah DKI Jakarta setiap harinya.
Rencana membangun enam ruas tol di DKI Jakarta merupakan salah satu bagian menambah ruas jalan di Jakarta. "Hanya saja Pemda DKI Jakarta jangan cuma jadi penonton. Kami juga minta diikutsertakan dalam pembangunan enam ruas tol tersebut," kata Fauzi Bowo.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007