Nusa Dua (ANTARA News) - Menjelang penutupan Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), Menteri Keuangan Sri Mulyani, berkesempatan meninggalkan kenangan dengan penanaman pohon cendana di Pulau Kecil/Nusa Dharma, di kawasan pengembangan pariwisata Bali (BTDC) Nusa Dua, Kamis. Menkeu menyatakan dukungannya atas apa yang dilakukan pihak BTDC melalui penanaman seribu pohon, terkait upaya pelestarian alam di tengah membahas permasalahan pemanasan global. "Penanaman pohon ini salah satu upaya untuk membantu menekan pemanasan global yang terjadi selama ini," katanya. Namun dia juga mengingatkan penanaman pohon saja tidak cukup. Sebab yang paling penting adalah upaya pelestarian, yakni menjaga pohon-pohon yang ada tetap lestari. Jika masyarakat Indonesia yang mencapai 250 juta orang masing-masing menanam satu pohon, maka akan sedikit membantu uapaya mengatasi dampak pemanasan global. Pada penanaman pohon tersebut tersedia berbagai macam bibit, di antaranya Majegau, Cendana, Gaharu, Krerek dan pohon Kemiri. Menkeu memilih menanam pohon Cendana. "Saya tidak saja menanam pohon, tetapi jika ada kesempatan nanti ingin kesini untuk mengecek sekaligus merawatnya. Pohon-pohon ini ditanam di tanah tandus, sehingga perlu perawatan," katanya. Sri Mulyani juga berharap pohon yang ditanam dapat tumbuh subur, sehingga kelak cendana itu mampu menebarkan aroma harum dan mewangi ke seluruh dunia. Sementara Direktur Utama BTDC Made Mandra mengatakan, sudah menjadi kewajiban pihaknya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Apalagi jika dikaitkan dengan efek pemanasan global ataupun perubahan iklim bumi. "Menjaga lingkungan dan keindahan di kawasan wisata internasional ini merupakan kewajiban kami, namun juga memerlukan dukungan semua pihak," ucapnya. Ditanya mengenai penyelenggaraan UNFCCC, Mandra menyatakan, dampaknya terhadap Bali akan sangat luar biasa, karena terbukti aman dan tak ada hambatan berarti. "Event ini berpengaruh pada `image` Bali. Kita telah berpromosi secara tidak langsung selama dua pekan. Promosi ini tidak main-main. Promosi dari mulut ke mulut para partisipan yang lebih efektif ketimbang pemberitaan media massa," katanya penuh optimis pariwisata Bali akan terus membaik.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007