Seorang pedagang musiman di Senen, Hasanuddin mengatakan permintaan kue kering untuk kebutuhan Lebaran tahun ini terbilang cukup tinggi. Bahkan, lonjakan pesanan sudah terasa sejak tiga bulan sebelum bulan puasa.
"Produksi kue dimulai sejak Maret hingga H-3 sebelum Lebaran. Permintaan terbanyak jenis lidah kucing," kata Hasanuddin saat ditemui di pabrik kue kering Pusaka Kwitang miliknya, Senin.
Konsumen yang membeli kue buatannya berasal dari berbagai kota, di antaranya Jakarta, Tanggerang, Jambi hingga Batam.
Selain membuat lidah kucing, Hasanuddin yang dibantu 20 karyawan juga membuat aneka kue kering lainnya seperti kue kacang, nastar, puteri salju dan kastengel.
Dia memproduksi 20 kaleng per hari. Berat satu kaleng mencapai sembilan kilogram.
"Untuk tahun ini, kami menargetkan sebanyak 2.000 kaleng kue kering akan diproduksi," ujarnya.
Hal serupa juga diucapkan Yuli, pedagang kue kering dari rumah produksi Palmy Kwitang di Senen.
"Kami membuat sekitar 20 jenis kue kering, yang paling diminati konsumen saat ini masih lidah kucing," kata Yuli.
Lidah kucing mulai dikenal di Indonesia sejak era kolonialisme Belanda. Dalam bahasa Belanda kue itu disebut "Katte Tong" yang berarti lidah kucing.
Kue tipis renyah itu terbuat dari adonan tepung terigu dicampur mentega, gula bubuk, susu dan telur yang kemudian dipanggang dalam oven. Variannya kini beragam, ada yang menambahkannya dengan cokelat, perasa jeruk dan rempah-rempah.
Di Indonesia, kue lidah kucing sering disajikan bersama teh maupun kopi, sementara di Prancis kue ini sering disajikan dengan es krim.
Baca juga: "Sala lauak" dan ketupat ketan jajanan favorit Pasar Benhil
Baca juga: Tiga menu takjil paling diburu di Pasar Benhil
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019