Nusa Dua (ANTARA News) - Ketua Delegasi Pemerintah Indonesia dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), Prof Emil Salim, menyatakan optimistis bahwa target reduksi emisi akan tercantum dalam "Bali Roadmap", sebuah kesepakatan yang akan digunakan sebagai landasan perundingan hingga dua tahun ke depan.
Ia menjelaskan, Kamis sore, dalam sesi negosiasi tingkat tinggi masih terdapat diskusi tentang target jangka panjang reduksi emisi, terutama emisi negara-negara maju.
Dalam sidang terakhir di Viena, Spanyol, masih kata Emil, sudah disepakati bahwa rekomendasi IPCC (Panel Antar-Pemerintah untuk Perubahan Iklim) yang meminta negara maju mengurangi emisinya 25-40 persen dari data tahun 1990 pada tahun 2050, adalah panduan utama negosiasi.
"Dan negara-negara seperti Uni Eropa sudah mendukung kesepakatan itu dibawa ke sidang di Bali. Tapi dalam konferensi Bali, muncul perbedaan pandangan, karena ada pihak yang tidak ingin `Bali Roadmap` mencantumkan target kuantitatif," katanya.
Emil mengatakan, perbedaan pendapat ini akan dibahas dalam sesi sidang meja bundar, dan diharapkan pada Jumat pagi (14/12) yakni hari terakhir konferensi, sudah ditemukan kesepakatannya.
Menurut pakar lingkungan hidup dan ekonomi ini, kondisi "alot" dalam negosiasi target kuantitatif reduksi emisi adalah hal yang lazim terjadi.
Biasanya, pada jam-jam terakhir sebelum sidang barulah para perunding mendapatkan keputusan, "Jangan berharap banyak hari ini semua butir negosiasi bisa ditemukan kesepakatannya," kata Emil.
Ia menyebut, mayoritas peserta perundingan saat ini sebagai "tren perjalanan yang ada di trek yang benar".
"Mendekati sidang akhir tingkat tinggi besok, saya yakin kesepakatan akan dibawa nanti," katanya menambahkan.
Emil menyebutkan, proses negosiasi di Bali adalah awalan, bukan sebuah akhir dari segalanya. Itu sebabnya, bila ada masalah-masalah yang tidak tercapai kesepakatannya di Bali, masih bisa dibahas di Sidang UNFCCC lainnya di Polandia dan terakhir di Denmark pada tahun 2009.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007