Jimbaran (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg, di sela sidang Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), 3-14 Desember. Pertemuan dwi-pihak antara kedua kepala pemerintahan digelar selama kurang dari satu jam itu diselenggarakan di Hotel Intercontinental, Bali, Kamis sore. Presiden Yudhoyono menerima Stoltenberg seusai melakukan pertemuan informal dengan sejumlah kepala negara yang menghadiri UNFCCC. Kedua kepala pemerintahan pada sore hari itu mengenakan kemeja batik lengan panjang yang jauh lebih bersahabat dengan cuaca Bali yang terik dan gerah daripada setelan jas resmi. Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda mengatakan bahwa pemerintah Norwegia telah memberikan komitmen bantuan dana 100 juta dolar AS bagi negara-negara "Forestry-11" -- gabungan negara berkembang yang memiliki hutan tropis. "Iya mereka sudah setuju untuk memberikan USD100 juta, tapi itu dibagi-bagi dengan negara berkembang lainnya (F-11)," katanya. Menlu menjelaskan anggaran 100 juta dolar AS itu akan dialokasikan untuk pendidikan dan konservasi hutan. "Jadi ya bagus, kita tidak perlu bayar hutang kita pada mereka. Tapi uang kita dalam kerangka 'debt swap' digunakan untuk membiayai proyek lain yang disepakati, antara lain perubahan iklim," ujarnya. Ia juga menjelaskan perlunya komitmen negara maju, tidak sekedar niat baik belaka. "Kerjasama ini adalah suatu hal praktis yang bisa segera dilaksanakan tanpa menunggu hasil akhir sidang COP-13 di Bali. Kami melihat ini adalah solus-solusi yang taktis," katanya. Hassan kemudian menjelaskan bahwa Indonesia telah melakukan langkah jangka pendek untuk meningkatkan kerjasama di bidang kehutanan. "Langkah yang dilakukan secara bilateral sudah ada antara lain Indonesia dengan Jepang, Korea Selatan, Italia, Inggris, Jerman, AS, dan Norwegia," ujarnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007